Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap bahwa Indonesia merupakan negara urutan kelima tercepat dalam penyuntikkan dosis vaksin Covid-19 di dunia. Hal itu disampaikannya pada konferensi pers Realisasi APBN 2021, Senin (3/1/2022).
Sri Mulyani mencatat per 31 Desember 2021, total dosis pertama vaksin yang sudah disuntikkan di Indonesia mencapai 161,08 juta dosis. Untuk dosis kedua, 113,67 juta dosis sudah disuntikkan pada akhir 2021.
Untuk itu, Indonesia telah menyuntikkan total 276,0 juta dosis vaksin Covid-19 per 31 Desember 2021. Hal ini membuat Indonesia berada di posisi kelima dari 184 negara, dengan total kumulatif 9,12 miliar dosis vaksin yang telah disuntikkan.
"Jadi kita memang sesuai dengan target akhir tahun dari WHO yaitu setidaknya 40 persen [populasi] yang sudah dua kali vaksin. Indonesia sudah di atas itu, dan bahkan sudah ada booster," jelasnya di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta.
Sri Mulyani mengatakan WHO menargetkan agar dunia bisa bertransisi dari pandemi ke endemi pada 2022. Saat ini, jumlah kasus kumulatif Covid-19 yaitu 288,4 juta kasus dengan total 5,4 juta kasus meninggal akibat Covid-19. Amerika Serikat (AS) menduduki peringkat tertinggi dengan kasus Covid-19 paling banyak yaitu 55,7 juta kasus.
Di Indonesia, total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 hingga saat ini tercatat sebnayak 4,26 juta kasus. Jika dibandingkan dengan total populasi sekitar 270 juta jiwa, maka 1,6 persen dari populasi sudah terinfeksi Covid-19.
Baca Juga
Sri Mulyani mengatakan setiap minggu akan selalu ada pemabahasan mengenai penanganan Covid-19 secara berkala di level kabinet. "[Kondisi Covid-19] ini membaik setelah kita kena varian Delta yang memuncak hingga 23.000 kasus pada Agustus. Pak Luhut bilang tadi pagi kalau sudah dua hari ini Indonesia sudah tidka ada kematian Covid-19," jelasnya.
Kendati demikian, varian baru Omicron masih dinilai sebagai risiko global termasuk di Indonesia. Jumlah kasus positif Covid-19 akibat varian anyar tersebut semakin tinggi ditemukan di tanah air. Menurut Sri Mulyani, di level global, varian Omicron bisa memengaruhi kinerja ekonomi kuartal IV/2021.
"Dengan adanya pandemi di tahun kedua, kita melihat banyak negara yang dipengaruhi munculnya gelombang [penyebaran virus] seperti oleh varian Delta. Makanya, Omicron [diperkirakan] akan memengaruhi ekonomi kuartal keempat [2021]," jelasnya.