Bisnis.com, JAKARTA – AirAsia Group Berhad (AAGB) mengumumkan akan menyelesaikan penggalangan dana senilai RM974,5 juta melalui renounceable rights issue bagi pemegang saham sebelumnya, dengan pencatatan Redeemable Convertible Unsecured Islamic Debt Securities (RCUIDS) dan Waran pada Jumat (31/12/2021).
CEO AirAsia Group Tony Fernandes mengatakan bahwa melalui rencana pendanaan tersebut perusahaan akan memperoleh suntikan dana yang kuat guna mendukung strategi penggalangan dana untuk group secara keseluruhan.
“Setelah 2 tahun yang paling menantang dalam sejarah penerbangan komersial, kami akhirnya mencapai titik terang. Kami berhasil menghadapi pandemic Covid-19 dengan merestrukturisasi, meluncurkan kembali, dan kini berada dalam posisi yang lebih kuat untuk pulih lebih cepat,” ujarnya melalui keterangan resmi dikutip, Jumat (30/12/2021).
Right Issue yang diumumkan hari ini adalah komponen kunci dari strategi penggalangan dana secara keseluruhan untuk mendukung penguatan bisnis perjalanan udara di kawasan Asean pada 2022.
Dia menyebut, akan terus memulihkan layanan penerbangan di pasar-pasar utama dan menantikan kembalinya kinerja operasional layaknya sebelum Covid-19, terutama pada rute populer pada tahun depan.
Rights Issue mensyaratkan penerbitan 7 tahun RCUIDS dengan nilai nominal masing-masing RM0,75, ditambah dengan waran yang dapat dilepas cuma-cuma, berdasarkan 2 RCUIDS dengan 1 waran untuk setiap 6 saham AAGB yang dipegang.
Baca Juga
Sebagai komponen utama dari inisiatif penggalangan dana AAGB, right issue akan memungkinkan AAGB untuk mendukung berbagai segmen Group, namun tidak terbatas pada modal kerja dan biaya operasional lainnya yang timbul akibat pandemi Covid-19, dan biaya yang diperlukan untuk pengembangan operasional guna mempersiapkan pemulihan perjalanan internasional yang diimbangi dengan pertumbuhan pendanaan berbagai unit bisnis digital Airasia.
Tony menjelaskan, akan memanfaatkan momen penghentian sementara penerbangan untuk meninjau setiap aspek operasi maskapainya, dengan berfokus pada strategi pengendalian biaya dan mengoptimalkan jaringan, serta armada miliknya agar dapat kembali dalam kondisi lebih kuat dan lebih ramping dari sebelumnya.
Perusahaan, sebutnya, juga telah bertransformasi menjadi penyedia layanan perjalanan dan gaya hidup digital yang tidak hanya bergantung pada tiket pesawat saja, tetapi juga menyediakan model bisnis yang lebih kokoh dan tangguh di masa mendatang.
Asean, kata dia, adalah wilayah di mana AirAsia memiliki pijakan terkuat dengan akses ke lebih dari 700 juta pelanggan. Selama 18 bulan terakhir, perseroan telah meluncurkan banyak lini bisnis baru untuk memenuhi permintaan konsumen terhadap ekonomi digital yang sedang berkembang.
“Awal tahun ini aplikasi super kami mendapatkan status unicorn dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun oleh Credit Suisse, dengan nilai valuasi lebih dari US$1 miliar. Bisnis fintech kami, BigPay, berhasil menggalang dana hingga US$100 juta dari SK Group,” imbuhnya.
Selain itu, baru-baru ini Airasia juga telah mendapatkan persetujuan dari Danajamin Nasional Bhd untuk jaminan pinjaman sebesar 80 persen hingga RM500 juta. Hal itu menandakan dukungan kuat untuk strategi transformasi perusahaan menjadi lebih dari sekadar maskapai penerbangan di era digital.
“Dengan pengumuman hari ini, strategi penggalangan dana telah berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Kini nilai penggalangan dana kami telah mencapai lebih dari RM2,5 miliar, dan mendukung likuiditas perusahaan untuk pengembangan operasional hingga tahun depan sampai nantinya operasional kami dapat berjalan dengan berkesinambungan,” ujarnya.