Bisnis.com, JAKARTA - Para pelaku usaha pelayaran nasional memastikan ketersediaan angkutan kapal merah putihnya jenis tongkang dan tunda serta curah atau bulk seiring dengan kinerja moncer batu bara dan crude palm oil (CPO) dunia hingga akhir tahun ini.
Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan di tengah tantangan pandemi, ekspor Indonesia tetap moncer. Sepanjang Januari-November 2021 nilai ekspor Indonesia menembus US$209,16 miliar. Nilai ekspor ini merupakan yang tertinggi dalam sejarah Indonesia.
Carmelita menuturkan catatan gemilang nilai ekspor ini menunjukkan daya saing produk Indonesia masih lebih baik jika dibandingkan negara lainnya meski Indonesia masih dihadapkan sejumlah tantangan. Dampaknya, pada sektor angkutan non petikemas seperti tug and barges mungkin sedikit lebih baik, seiring dengan penaikan harga batu bara dan CPO dunia di tahun ini.
“Para pelaku memastikan ketersediaan angkutan kapal merah putihnya jenis tongkang dan tunda serta curah atau bulk, sehingga tidak perlu mendatangkan kapal bendera asing untuk mendukung kegiatan angkutan batu bara, baik yang diperuntukkan untuk konsumsi domestik maupun ekspor,” ujarnya, Rabu (29/12/2021).
Adapun, pada sektor angkutan offshore dan migas, meski sempat mengalami tekanan karena penurunan harga minyak dunia pada awal pandemi tetapi kini perlahan mulai membaik seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi yang mendorong permintaan bahan bakar minyak (BBM).
Sementara untuk pelayaran Ro-Ro/penumpang merupakan sektor yang paling berat menghadapi situasi pandemi ini. Pembatasan perjalanan orang membuat sektor ini harus mengalami penurunan kinerja sangat dalam.
Sejauh ini Carmelita menilai pemerintah telah konsisten menerapkan peraturan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku saat ini selama pandemi. Dia juga bersyukur Indonesia telah melewati tahun-tahun penuh tantangan selama pandemi Covid-19 ini.
“Setidaknya hingga saat ini, terbukti kebijakan PPKM dan vaksinasi ini cukup ampuh mengendalikan penularan Covid-19 di Indonesia, tanpa kita harus lockdown,” imbuhnya.
Sejalan dengan keberhasilan pengendalian penularan Covid-19, kata Carmelita, Indonesia bisa berhasil memulihkan ekonomi secara perlahan.
Adapun Indonesia pernah mengalami puncak pandemi Covid-19 pada Juni hingga Agustus lalu. Saat itu, penularan virus Covid-19 begitu tinggi sehingga membuat situasi darurat. Namun atas kebijakan yang tepat dan kerja sama seluruh pihak, Indonesia bisa keluar dari kondisi kritis tersebut.
Di tengah kondisi sulit itu pemerintah mengambil keputusan yang tepat yakni mengambil kebijakan PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Di saat bersamaan, kebijakan PPKM itu dibarengi dengan gencarnya vaksinasi bagi masyarakat Indonesia.