Bisnis.com, JAKARTA – Pasokan batu bara yang tersendat masih menjadi ganjalan kinerja ekspor semen pada bulan lalu. Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat volume ekspor semen dan klinker mencapai 505.000 ton pada November 2021 turun, 25 persen dari periode yang sama 2020.
Ketua Umum ASI Widodo Santoso menerangkan pasokan batu bara pabrikan semen pada awal Desember 2021 rata-rata hanya bertahan 5-10 hari, dimana kondisi normal berkisar 21-30 hari.
Sejumlah perusahaan menyetop produksi untuk ekspor guna memprioritaskan permintaan dalam negeri. Pabrik-pabrik yang menyetop sebagian unit produksinya antara lain, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk., PT Semen Tonasa, PT Semen Padang, dan PT Semen Bosowa Maros.
Penyetopan aktivitas di unit-unit produksi tersebut disinyalir akan menurunkan kinerja utilisasi industri pada penghujung tahun ini. "Demikian juga pabrik semen yang lain karena tidak bisa ekspor dan konsumsi dalam negeri turun," kata Widodo kepada Bisnis, Senin (20/12/2021).
Widodo mengatakan pihaknya mengapresiasi kebijakan pemerintah untuk menetapkan harga batu bara khusus US$90 per metrik ton. Meski demikian harga tersebut masih relatif lebih tinggi dibandingkan angka pada awal 2021 dengan kenaikan sekitar 50 persen. Selain itu, pasokan batu bara juga masih relatif tersendat.
"Kementerian ESDM dan Perindustrian diharapkan mengambil kebijaksanaan masalah suplai dan harga terhadap industri nasional untuk menjaga stabilitas keberlangsungan kinerja industri," lanjutnya.
Sementara itu, konsumsi domestik juga mengalami penurunan 2,1 persen pada November menjadi 5,94 juta ton. Total konsumsi dalam negeri dan ekspor pada November yakni 6,44 juta ton, turun 4,4 persen dari bulan yang sama 2020.
Penurunan konsumsi dalam negeri disinyalir karena musibah banjir, tanah longsor, dan gempa di berbagai wilayah di Indonesia belakangan ini.
Adapun, akumulasi konsumsi semen dalam negeri sampai dengan November 2021 mencapai 59,43 juta ton, naik 4,7 persen dari tahun lalu. Volume ekspor sampai dengan November 2021 tercatat 10,95 juta ton, telah melebihi capaian sepanjang tahun lalu sebesar 9,35 juta ton.