Bisnis.com, JAKARTA – Direktur PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) Dileep Srivastava menyatakan prospek baru bara masih cukup cerah dalam jangka menengah meski mulai menghadapi tantangan pendanaan.
Dia mengatakan bahwa prospek baru bara di Indonesia masih terlihat menarik. Meskipun dia menyadari soal munculnya penolakan pendanaan dari internasional maupun perbankan asing.
"Menurut kami prospek sektor batu bara masih terlihat menarik," katanya kepada Bisnis, Jumat (17/12/2021).
Lebih lanjut diakuinya bahwa batu bara merupakan aset yang akan habis sumber dayanya. Kendati begitu permintaan di pasar transional seperti Asia terus mengalami peningkatan. Akibat produksi terbatas, kondisi kenaikan demand ini secara otomatis akan terjadi.
"Ini berarti harga batu bara dapat tetap tinggi dalam jangka menengah," terangnya.
Dia menilai bahwa energi terbarukan masih membutuhkan bahan bakar bakar fosil. Kata dia, hampir tidak ada pembangkit EBT yang tidak menggunakan bahan bakar fosil untuk listrik. Sebab itu, dia menilai permintaan bahan bakar fosil termasuk batu bara akan tetap tinggi di tengah pasokan sedikit.
Di sisi lain, emiten berkode BUMI masih menunggu persetujuan perpanjangan kontrak tambang PT Kaltim Prima Coal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Kontrak perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B) PT KPC akan berakhir pada 31 Desember 2021.
Perusahaan kini masih menunggu persetujuan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) dari Menteri ESDM Arifin Tasrif. Dileep mengatakan KPC telah memenuhi seluruh ketentuan formal yang ditetapkan oleh pemerintah. “Saat ini kami menunggu keputusan final resmi dari otoritas,” katanya.