Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Serat dan Benang Minat Ekspor ke Turki Lewat Imbal Dagang

Turki menjadi pangsa untuk 10 persen ekspor serat dan benang filament.
Proses texturizing di fasilitas produksi PT Trisula Textile Industries Tbk. Dalam tahap ini, benang-benang filament diproses dengan temperatur dan tekanan tertentusehingga menghasilkan efek keriting, ketebalan yang elastis, dan mempunyai crimp yang tinggi./trisulatextile.com
Proses texturizing di fasilitas produksi PT Trisula Textile Industries Tbk. Dalam tahap ini, benang-benang filament diproses dengan temperatur dan tekanan tertentusehingga menghasilkan efek keriting, ketebalan yang elastis, dan mempunyai crimp yang tinggi./trisulatextile.com

Bisnis.com, JAKARTA – Produsen serat dan benang menyatakan minat untuk menjajal skema imbal dagang dalam perdagangan produk tersebut. Imbal dagang dinilai sebagai alternatif untuk penetrasi pasar di tengah hambatan dagang yang diterapkan di negara tujuan.

Produk serat seperti staple fibers of viscose rayon dan benang tunggal atau single yarn menjadi segelintir produk tekstil yang ditawarkan Indonesia dalam kesepakatan imbal dagang dengan Turki, salah satu mitra dagang utama RI.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wiraswasta mengatakan Turki merupakan salah satu tujuan ekspor penting bagi produk serat dan benang sintetis.

“Memang Turki adalah pasar yang penting bagi serat dan benang sintetis kita. Kalau memang skema imbal dagang dimungkinkan, kami sangat beminat menjajakinya,” kata Redma, Kamis (16/12/2021).

Redma mengatakan Turki menjadi pangsa untuk 10 persen ekspor serat dan benang filament. Imbal dagang menjadi alternatif mengingat beberapa produk serat RI diganjar bea masuk antidumping (BMAD) di negara tersebut.

“Kalau pakai skema biasa ekspor terhambat pengenaan BMAD,” katanya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa ekspor filamen buatan dalam kode HS 54 ke Turki mencapai US$95,94 juta pada 2019, lalu turun menjadi US$41,59 juta pada 2020. Adapun sampai Oktober 2021, ekspor filamen buatan ke Turki bernilai US$25,40 juta.

Ekspor untuk serat stapel dalam kode HS 55 juga memperlihatkan fluktuasi. Ekspor pernah menyentuh US$365,62 juta pada 2019 dan kemudian turun pada 2020 menjadi 169,60 juta. Tetapi, ekspor kembali naik menjadi US$227,35 juta per Oktober 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper