Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia dan Turki Resmi Mulai Kerja Sama Imbal Dagang untuk Ekspor-Impor

Indonesia dan Turki resmi memulai kerja sama skema imbal dagang atau barter bisnis ke bisnis (b to b) lewat penandatanganan nota kesepahaman antara PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dan Turk Barter International (TBI) A.S selaku badan pelaksana pada Rabu (15/12/2021).
Pekerja melakukan aktifitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (19/5/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pekerja melakukan aktifitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (19/5/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia dan Turki resmi memulai kerja sama skema imbal dagang atau barter bisnis ke bisnis (b to b) lewat penandatanganan nota kesepahaman antara PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dan Turk Barter International (TBI) A.S selaku badan pelaksana pada Rabu (15/12/2021).

“Fasilitasi Kemendag ini merupakan upaya terobosan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Kerja sama imbal dagang telah lama dijajaki Indonesia sebagai suatu strategi baru peningkatan ekspor,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi dalam siaran pers, Kamis (16/12/2021).

Sejak 2019, kata Didi, penjajakan skema imbal dagang b to b lebih diperkenalkan dan didorong untuk lebih implementatif.

Menurut Didi, Turki merupakan negara mitra dagang strategis dan penting bagi Indonesia.

Penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) itu dapat menjadi salah satu penguat hubungan bilateral kedua negara yang berkelanjutan dan saling menguntungkan.

“Turki merupakan negara yang familier dengan sistem imbal dagang, dan praktik itu telah diimplementasikan oleh perusahaan-perusahaan di Turki, di bawah TBI yang menjadi badan pelaksana di Turki,” tambahnya.

Direktur Utama PT PPI Nina Sulistyowati menjelaskan, penandatanganan MoU dengan Turki merupakan salah satu target PT PPI di 2021. Kerja sama tersebut dia sebut menjadi bukti nyata komitmen PT PPI dalam mendukung program kerja sama imbal dagang b to b yang digencarkan Kemendag.

“PT PPI siap melaksanakan peran sebagai koordinator yang menjembatani eksportir dan importir dalam negeri. Kami akan terus berkoordinasi dengan TBI A.S selaku pihak koordinator di Turki untuk finalisasi produk yang akan diimbaldagangkan segera setelah penandatanganan MoU. Kami menargetkan transaksi riil dapat segera diwujudkan pada Januari 2022,” tutur Nina.

Beberapa produk yang Indonesia tawarkan, antara lain minyak sawit, timah, staple fibres of viscose rayon, karet alam, benang tunggal (single yarn), bubuk kakao, kelapa kering, dan cakalang beku.

Sementara itu, produk yang ditawarkan Turki antara lain tembakau, gandum, es krim, peralatan rumah tangga otomatis, botaes, keramik, minyak zaitun, trafo listrik, dan aluminium hydroxide.

Kerja sama imbal dagang diharapkan dapat menjadi kerja sama yang implementatif bagi kedua negara, dan menjadi salah satu opsi bagi pelaku usaha kedua negara di tengah kondisi perekonomian dunia dalam masa pandemi.

Turki saat ini sedang mengalami penurunan nilai mata uang yang cukup signifikan, dan barter menjadi salah satu opsi transaksi perdagangan yang dimanfaatkan banyak perusahaan di negara tersebut.

Sejak awal 2021, Kemendag telah melakukan penjajakan intensif dalam rangka kerja sama skema imbal dagang b to b dengan 35 negara di dunia.

Adapun, 11 negara di antaranya adalah Meksiko, Rusia, Jerman, Belanda, Turki, Italia, Hongaria, Prancis, Filipina, India, dan Iran yang memberikan respons positif untuk melakukan pembahasan teknis lebih lanjut.

Nilai total perdagangan nonmigas Indonesia ke Turki periode Januari–Oktober 2021 tercatat sebesar US$1,67 miliar. Sementara itu, total ekspor nonmigas Indonesia ke Turki sebesar US$1,34 miliar.

Di sisi lain nilai impor Indonesia dari Turki sebesar US$325,7 juta, sehingga tercatat surplus bagi Indonesia sebesar US$1,01 miliar.

Komoditas ekspor unggulan Indonesia ke Turki, antara lain minyak nabati, karet alam, fibres, baja tahan karat (stainless steel), dan trafo listrik. Sementara itu, komoditas impor utama Indonesia dari Turki, antara lain carbonates, tembakau, borate, furnace accessories, dan benang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper