Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki ratusan bandara untuk menghubungkan antarwilayah dan sebagai sarana konektivitas udara.
Pemerintah juga jor-joran untuk melakukan investasi pada pembangunan infrastruktur transportasi udara ini. Tidak sedikit bandara yang menelan biaya pembangunan hingga triliunan rupiah.
Tak jarang, bandara yang dibangun memiliki bangunan megah dan fasilitas mewah. Berikut ini deretan bandara megah di Indonesia:
1. Bandara Soekarno-Hatta
Tak ada yang menyangkal kemegahan Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan salah satu pintu internasional utama di Indonesia. Apalagi bangunan Terminal 3 Ultimate yang telah dibuka pada 2016 dan menampilkan desain arsitektur modern yang ramah lingkungan.
Berdasarkan data Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPIP), pengembangan bandara dengan kode CGK ini menelan biaya hingga Rp4,7 triliun.
Terminal ini berkapasitas melayani 25 juta penumpang internasional setiap tahun. Dengan panjang 2,4 km, terminal ini dihiasi sentuhan ornamen patung karya Nyoman Nuarta dan ukiran etnik di counter check-in.
Baca Juga
PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pengelola juga memiliki rencana membangun Terminal 4 untuk menampung peningkatan kapasitas penumpang dan menjadi yang terbesar di Indonesia. Terminal ini akan berdiri di atas lahan seluas 120 hektare dengan kapasitas mencapai 45 juta penumpang per tahun.
2. Bandara I Gusti Ngurah Rai
Bandara dengan kode DPS ini diambil dari nama seorang pahlawan Indonesia dari Bali. Bandar ini memiliki nilai sejarah karena dibangun pada 1930 oleh Departement Voor Verkeer en Waterstaats (semacam Departemen Pekerjaan Umum).
Pemerintah Indonesia juga telah membangun gedung terminal internasional dan perpanjangan landas pacu ke arah barat yang semula 1200 meter menjadi 2700 meter dengan overrun 2 x 100 meter. Proyek yang berlangsung dari tahun 1963-1969 diberi nama Proyek Airport Tuban dan sekaligus sebagai persiapan internasionalisasi Pelabuhan Udara Tuban.
Penyelesaian Pengembangan Pelabuhan Udara Tuban ditandai dengan peresmian oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Agustus 1969, yang sekaligus menjadi momen perubahan nama dari Pelabuhan Udara Tuban menjadi Pelabuhan Udara Internasional Ngurah Rai (Bali International Airport Ngurah Rai).
3. Bandara Kualanamu
Berdasarkan laman resmi Angkasa Pura II, bandara yang terletak di Deli, Serdang, Sumatera Utara ini dibuka pada 25 Juli 2013. Pada 27 Maret 2014, bandara ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia saat itu yakni Susilo Bambang Yudhoyono bersamaan dengan peresmian pembangunan beberapa bandara di Pulau Sumatra.
Tahap I bandara berkode KNO ini dapat menampung 8,1 juta-penumpang dan 10.000 pergerakan pesawat per tahun, sementara setelah selesainya tahap II bandara ini rencananya akan menampung 25 juta penumpang per tahun.
Luas terminal penumpang yang akan dibangun adalah sekitar 6,5 hektare dengan fasilitas area komersial seluas 3,5 hektare & fasilitas kargo seluas 1,3 hektare.
Bandara Internasional Kualanamu memiliki panjang landas pacu 3,75 km yang cocok untuk didarati pesawat sebesar Boeing 777 & mempunyai 8 garbarata. Walaupun fasilitasnya belum terpasang, bandara ini sanggup didarati oleh pesawat penumpang Airbus A380, Antonov An-225, dan Boeing 747-8.
4. Bandara Kertajati
Seperti yang dilansir dari KPPIP, Bandara Kertajati termasuk PSN (Program Strategis Nasional), sehingga dalam pembangunannya disokong oleh dana APBN dan APBD Provinsi Jawa Barat. Total pembangunannya menelan investasi hingga Rp4,9 triliun.
Dalam kajian feasibility study, Bandara Kertajati memiliki catchment area dengan potensi 6,5 juta penumpang dengan catatan jika tol Cisumdawu sudah beroperasi, sehingga jarak dari bandara ke kota di sekitar bisa ditempuh dengan waktu di bawah 90 menit.
Bandara ini memiliki landasan pacu 2.500 meter dan disiapkan untuk melayani penerbangan haji dan umrah.
5. Yogyakarta International Airport (Bandara YIA)
Pada saat peresmian 28 Agustus 2020, Presiden Jokowi mengatakan YIA merupakan bandara terbaik di Indonesia dengan pengerjaan dan desain interior yang bagus.
Sebagai pengganti Bandara Adi Sucipto, YIA memiliki terminal penumpang seluas 219.000 meter persegi yang dapat melayani 20 juta penumpang per tahun. Nilai investasinya hingga saat ini sebesar Rp12 triliun.
Untuk fasilitas sisi udara, runway bandara ini memiliki dimensi 3.250 meter x 45 meter dengan nilai PCN 93 F/C/X/T sehingga dapat melayani pesawat terberat seperti Boeing B-777 dan pesawat terbesar seperti Airbus A380.