Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) memproyeksikan pertumbuhan produksi hingga 5 persen menjadi menjadi 30,87 miliar liter dari angka tahun lalu 29,4 miliar liter.
"Kami masih perkirakan bisa sekitar 5 persen, sekitar 30 miliar liter," kata Ketua Umum Aspadin Rachmat Hidayat kepada Bisnis.com, Selasa (7/12/2021).
Proyeksi pertumbuhan produksi tersebut seiring dengan aktivitas perkantoran, hotel, restoran, dan rumah tangga yang sudah kembali meningkat.
Rachmat juga meyakini pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 saat libur Natal dan Tahun Baru tidak akan terlalu dalam menggerus konsumsi AMDK masyarakat.
"Kami optimistis pertumbuhan AMDK masih bisa mengimbangi kebijakan PPKM ini karena pemerintah hanya membatasi arus mudik, tidak melakukan penyekatan lalu lintas," ujarnya.
Sementara itu, terkait dengan rancangan perubahan peraturan BPOM N.31/2018 tentang pelabelan kandungan BPA pada AMDK berbahan polikarbonat (PC), Aspadin telah menyampaikan tanggapan resmi secara tertulis, baik kepada BPOM maupun lembaga pemerintah terkait lainnya.
Menurut Rachmat, rencana perubahan aturan tersebut bertolak belakang dengan pernyataan BPOM pada 24 Januari 2021. Saat itu BPOM menyatakan bahwa berdasarkan hasil pengawasan terhadap kemasan galon AMDK dari PC selama 5 tahun terakhir, migrasi BPA tercatat di bawah 0.01 bpj (10 mikrogram/kg) atau masih dalam batas aman yaitu 1,6 persen dari ambang batas aman.
"Pada 29 Juni 2021, BPOM juga menyampaikan hasil pengawasan mereka pada 2021 bahwa migrasi BPA dari kemasan galon sebesar rata-rata 0,033 bpj yang juga masih sangat jauh di bawah batas aman," ujar Rachmat.
Dia juga mengatakan pelabelan kemasan khusus pada AMDK galon berbahan PC akan memicu praktik persaingan usaha tidak sehat melalui klaim-klaim produk yang satu lebih aman daripada yang lainnya.
Kebijakan ini akan mempengaruhi 900 pelaku industri dengan lebih dari 2.000 merek dan sekitar 40.000 tenaga kerja langsung pada sektor ini.