Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Karet Indonesia memperkirakan serapan karet tahun ini akan berkisar 590.000 ton atau tumbuh 7,27 persen dibandingkan dengan angka tahun lalu sebesar 550.000 ton.
Namun, angka tersebut masih terkontraksi 17,06 persen dibandingkan dengan serapan 2019 atau sebelum pandemi sebesar 711.360 ton.
Ketua Umum Dewan Karet Indonesia Azis Pane mengatakan serapan karet menunjukkan perbaikan seiring dengan peningkatan utilisasi produksi ban domestik yang hampir mencapai 100 persen.
Sementara itu permintaan dari industri sarung tangan karet cenderung menurun.
"[Serapan karet] 590.000 tin untuk domestik, ekspornya kurang lebih 2,4 juta ton [tahun ini]," kata Azis kepada Bisnis, Senin (6/12/2021).
Azis melanjutkan, kinerja ekspor pada paruh kedua 2021 tertekan karena kelangkaan kontainer dan tingginya ongkos pengapalan, meskipun permintaan di pasar dunia menguat.
Baca Juga
Mengenai proyeksi serapan karet pada tahun depan, Azis belum dapat memastikan karena situasi industri yang masih diliputi ketidakpastian, khususnya terkait penyebaran Covid-19 varian omicron.
Namun demikian, jika situasinya membaik, angka serapan karet pada 2020 bisa tumbuh tipis 1 persen hingga 2 persen.
"Kalau ditanya 2022 bagaimana, tidak ada yang berani memastikan. Kami lihat dulu efek terhadap [pasar]domestik maupun internasional, Natal dan Tahun Baru ini naik atau turun [kasus covid]," jelasnya.