Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menyebut GMR Airports yang melakukan investasi terhadap pengembangan Bandara Kualanamu sebagai kesepakatan yang baik.
Tiko, sapaan akrabnya, mengatakan Bandara Kualanamu di Medan dikerjasamakan dengan konsesi selama 25 tahun. Pemilihan mitra strategis ini melalui proses tender dan juga sudah melibatkan proses dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
“Jadi ini [mitra strategis] merupakan deal yang baik. Proses ini kami kawal," ujarnya, Kamis (2/12/2021).
Dia menambahkan GMR berkomitmen menanamkan modalnya senilai Rp56 triliun. Tujuan utamanya untuk meningkatkan Kualanamu menjadi bandara kualitas dunia dan mengurangi dominasi bandara Changi di Singapura dan Bandara Internasional Kuala Lumpur di Malaysia.
Selama ini penumpang arus penumpang dari Asia Selatan menuju Australia sebagian besar transit di dua bandara tetangga Indonesia.
Sebelumnya, sempat beredar opini di media sosial bahwa Bandara Kualanamu dijual ke India oleh pemerintah. Mulanya, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menyebut bahwa sudah ada bentuk penjualan saham dalam pengelolaan Bandara Kualanamu kepada pihak asing.
"Baca penjelasan resmi AP II bhw pengelolaan bandara kualanamu berbentuk Joint Venture dan membentuk perusahaan baru, artinya sdh ada penjualan saham. Kalau JO tidak ada penjualan saham," tulisnya dalam akun Twitter @msaid_didu, dikutip Jumat (26/11/2021).
Menurutnya, pengelolaan bandara dan pelabuhan yang berlaku di dunia terkait dengan dua hal utama, yakni otoritas negara dan bisnis. Adanya otoritas negara membuat pengelolaannya tidak boleh diserahkan kepada pihak asing.
Dia menambahkan apabila sudah menyangkut pelepasan saham itu berarti sudah penjualan aset, bukan lagi joint operation.
Seharusnya, para pihak memasukkan modal untuk mengelola fasilitas dan berbagi laba sesuai kesepakatan, sehingga tidak ada perpindahan saham.
Pernyataan tersebut ditulis terkait dengan pengumuman PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II sehari sebelumnya soal terpilihnya GMR Airports Consortium sebagai mitra strategis untuk mengembangkan Bandara Kualanamu dengan investasi minimal Rp15 triliun.