Bisnis.com, JAKARTA – Harga rumah Inggris pada November meningkat lebih tinggi daripada prediksi karena aktivitas tertahan meskipun berakhirnya keringanan pajak untuk pembeli rumah, ungkap Nationwide Building Society sebagaimana dilansir Bloomberg.
Harga rata-rata rumah meningkat 0,9 persen menjadi 252.687 pound sterling (Rp4,85 miliar), menurut pemberi pinjaman hipotek.
Para ekonom memperkirakan kenaikan 0,4 persen dan kecepatannya bahkan melampaui perkiraan paling optimistis sebesar 0,5 persen. Tingkat pertumbuhan tahunan meningkat menjadi 10 persen.
Akhir Oktober merupakan berakhirnya pemotongan pajak untuk pembelian rumah yang membantu memicu ledakan sejak diperkenalkan pada Juli 2020.
Akan tetapi, faktor-faktor lain yang mendukung pasar tetap ada, termasuk kekurangan rumah untuk dijual dan permintaan yang didorong oleh pandemi untuk properti yang lebih besar jauhnya. dari pusat kota. Biaya pinjaman juga tetap rendah, meskipun prospek kenaikan suku bunga Inggris pada Desember.
Angka dari bank sentral Inggris Bank of England pekan ini menunjukkan bahwa persaingan ketat antarpemberi pinjaman membawa tingkat efektif pinjaman hipotek baru turun menjadi 1,59 persen pada Oktober dan itu menjadi rekor terendah.
Baca Juga
Andrew Simmonds, Direktur Parker's Estate Agents yang berbasis di Bristol, mengemukakan bahwa permintaan properti tetap sangat kuat, sementara pasokan sangat lemah, dan hasilnya adalah pertumbuhan harga rumah dua digit.
Nationwide Building Society tetap memperingatkan adanya tekanan pada standar hidup untuk rumah tangga, dengan percepatan inflasi, suku bunga siap untuk naik, dan kenaikan pajak bisa memukul saat masuk musim semi.
Varian virus corona Omicron, lanjut Simmonds, baru dapat membuat orang lebih berhati-hati dalam berbelanja.