Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) akan memulai implementasi tahap pertama sistem transaksi nontunai dan nirsentuh dengan teknologi global navigation satellite system (GNSS), yakni Multi Lane Free Flow (MLFF) pada akhir 2022.
Adapun, penerapannya akan tidak dilaksanakan per ruas tol, tetapi berdasarkan lingkup wilayah yang tersebar di 40 ruas tol yang ada di Pulau Jawa dan Bali.
Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan, pihaknya berharap sistem MLFF dapat diterapkan 100 persen di seluruh jaringan jalan tol yang ada di Indonesia pada akhir 2023.
“Pada saat itu tidak akan ada lagi gardu tol, dan pengguna jalan tol akan terhubung dengan satelit untuk proses pembayaran penggunaan jalan tol,” ujarnya kepada Bisnis, belum lama ini.
Sistem MLFF sendiri akan menjadi platform teknologi intelligent toll road system (ITRS) yang akan terkoneksi dengan pengelolaan kendaraan berat dengan menggunakan teknologi weigh in motion (WIM) untuk menimbang dan mengukur dimensi kendaraan berat secara otomatis.
“Dengan penggunaan uang elektronik telah mengurangi waktu transaksi menjadi 4 detik dibandingkan dengan transaksi manual yang 10 detik. Penggunaan MLFF tentunya memiliki manfaat sangat besar, karena bisa menghilangkan waktu antrean menjadi nol detik. Manfaat lain adalah efisiensi biaya operasi dan juga meminimalisir bahan bakar kendaraan,” tuturnya.
Baca Juga
Untuk menggarap proyek itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memenangkan Roatex Ltd. melalui Surat Menteri PUPR Nomor PB.02.01-Mn/132 tertanggal 27 Januari 2021 perihal Penetapan Pemenang Pelelangan Pengusahaan Badan Usaha Pelaksana Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha untuk Sistem Transaksi Tol Nontunai Nirsentuh berbasis MLFF.
Roatex Ltd. Zrt, telah membentuk perusahaan sebagai badan usaha pelaksana sistem transaksi tol nontunai nirsentuh berbasis MLFF dengan nama PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) yang telah bekerja mulai tahun ini.
“Saat ini MLFF sedang dalam tahap perencanaan desain,” katanya.