Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kalau Dihitung Rasio Lahan, Produktivitas Gula di Indonesia Susut

Industri gula nasional, terutama pabrik-pabrik kelolaan PTPN, menghadapi masalah yang kompleks, mulai dari sisi on farm, tetapi juga off farm.
Buruh memanen tebu untuk dikirim ke pabrik gula di Ngawi, Jawa Timur, Selasa (8/8). /Antara-Ari Bowo Sucipto
Buruh memanen tebu untuk dikirim ke pabrik gula di Ngawi, Jawa Timur, Selasa (8/8). /Antara-Ari Bowo Sucipto

Bisnis.com, JAKARTA — Revitalisasi industri gula nasional dinilai akan sulit terwujud jika tidak diiringi dengan peningkatan produktivitas tebu dan kesejahteraan petani. Produktivitas tebu yang rendah menjadi salah satu pemicu belum tercapainya target swasembada gula.

Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Holding Mohammad Abdul Gani mengatakan bahwa rata-rata produktivitas gula Indonesia saat ini hanya berkisar 5 ton per hektare (ha) per tahun.

Jumlah tersebut hanya sepertiga dari produktivitas pada 1930-an ketika produksi gula menembus 2,9 juta ton. Abdul Gani mengatakan bahwa Indonesia menjadi eksportir gula terbesar kedua setelah Kuba dengan luas area hanya sekitar 196.000 ha.

“Dengan luas area saat ini sekitar 400.000 hektare, Indonesia hanya bisa memproduksi sekitar 2 juta ton per tahun. Produktivitas 5 ton per hektare per tahun. Maknanya produktivitas saat ini sepertiga dari produktivitas pada 1930. Sejak 1970-an kita sudah jadi net importer,” kata Abdul Gani dalam webinar Teknologi Off Farm dan IoT dalam Mendukung Kemutakhiran Industri Gula, Kamis (25/11/2021).

Dia mengemukakan bahwa industri gula nasional, terutama pabrik-pabrik kelolaan PTPN, menghadapi masalah yang kompleks. Permasalahan dia sebut tak hanya pada tataran sisi on farm, tetapi juga off farm yang lantas berdampak pada tingkat produktivitas dan efisiensi yang rendah.

Dia meyakini kunci swasembada gula terletak perbaikan produktivitas tebu petani di Pulau Jawa. Hal tersebut, lanjutnya, menjadi salah satu perhatian utama perusahaan ke depan.

Abdul Gani berpendapat ekosistem gula domestik perlu ditata ulang dengan menempatkan petani tebu sebagai subjek yang harus diberdayakan. Kesejahteraan petani yang membaik bakal diiringi dengan perbaikan produksi.

“Revitalisasi industri gula tidak mungkin dapat tercapai tanpa memperhatikan petani. Revitalisasi gula tanpa memperhatikan petani merupakan kebijakan yang absurd,” kata dia.

PTPN sendiri menargetkan produksi gula perusahaan mencapai 1,8 juta ton pada 2024. Untuk mewujudkan target tersebut, perusahaan melakukan perluasan lahan tebu dengan menggandeng PT Perhutani dan pemerintah daerah untuk optimasi lahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper