Bisnis.com, JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pelaku industri sektor batu bara mulai melirik diversifikasi komoditas tersebut untuk menekan emisi karbon di masa depan.
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, pasar komoditas masih menjanjikan dengan produksi lebih 500 juta ton per tahun. Bahkan, tahun ini produksi batu bara mencapai 625 juta ton dengan dominasi yang diperuntukan kepada pasar ekspor.
“Namun ke depan, walaupun batu bara menjadi posisi strategis di Negara ini sebagai pemasok energi, tetapi tantangan dunia sudah mengembangkan bagaimana negara mencapai net zero emission,” katanya saat webinar Aspebindo, Kamis (18/11/2021).
Sejumlah upaya disiapkan pemerintah untuk menekan emisi dari sektor energi. Beberapa di antaranya seperti penghiliran coal to dimethyl ether (DME) atau coal to methanol.
Selain itu, penerapan co-firing biomassa juga diterapkan agar emisi dari PLTU ke udara dapat ditekan.
Dia meminta pelaku usaha melihat batu bara tidak lagi sebagai bahan bakar energy, melainkan beralih pada substitusi produk lainnya, seperti penghiliran untuk menurunkan emisi gas rumah kaca.
Baca Juga
“Mari bersama indonesia bisa beradaptasi dan tetap kita bisa menggunakan batu bara,” terangnya.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, realisasi produksi batu bara mencapai 531,56 juta ton atau sekitar 85,05 persen. Dari jumlah tersebut, 487,50 juta ton ditargetkan untuk ekspor dengan realisasi saat ini 52,50 persen atau 255,95 juta ton.