Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Dorong Hilirisasi Sawit, Airlangga Ungkap Tujuan Sebenarnya

Menko Perekonomian Airlangga menyebutkan tujuan di balik pemerintah dorong hilirisasi sawit.
Kebun Sawit. /Sinar Mas Agribusiness
Kebun Sawit. /Sinar Mas Agribusiness

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah akan terus mendorong upaya hilirisasi atau pengembangan produk turunan kelapa sawit.

Hal tersebut ditujukan agar Indonesia, eksportir sawit terbesar di dunia, bisa menjadi penentu harga bagi CPO global. Di dalam negeri, kelapa sawit merupakan salah satu komoditas dari sektor pertanian yang memiliki daya tahan dan yang ikut serta menopang pertumbuhan ekonomi kuartal III/2021.

Industri kelapa sawit juga berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja baik langsung maupun tidak langsung. Berbagai hal tersebut disampaikannya pada webinar "Urgensi Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) untuk Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional", Jumat (12/11/2021).

"Roadmap hilirisasi telah disiapkan, antara lain yaitu peningkatan produktivitas, penunjang kegiatan hilir seperti oleofood, oleokimia dan biofuel, penciptaan ekosistem, tata kelola, capacity building dan pengembangan teknologi untuk pengembangan usaha kelapa sawit. Hal ini dilakukan agar kita bisa menjadi penentu harga ataupun price center bagi CPO global," jelas Airlangga seperti yang dikutip dari siaran resmi, Sabtu (13/11/2021).

Dengan luasan lahan 10 persen dari total global land bank for vegetable oil, Indonesia mampu menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar dan menguasai 55 persen pangsa pasar minyak sawit dunia ataupun minyak nabati. Selain itu, Indonesia mampu menghasilkan 40 persen dari total minyak nabati dunia yang sangat berperan penting dalam konteks ketahanan pangan di dunia.

"Industri kelapa sawit berkontribusi pada ekspor nasional sebesar 15,6 persen dari total ekspor di tahun 2020. Nilai tersebut tentu menjadi salah satu penyumbang devisa yang secara konsisten terus meningkat meskipun di masa pandemi," kata Airlangga.

Luas tutupan kelapa sawit nasional yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada 2019 teridentifikasi sebesar 16,38 juta hektar dengan rincian perkebunan sawit rakyat sebesar 41 persen, perkebunan besar negara sebesar 6 persen, dan perkebunan besar swasta nasional sebesar 53 persen.

"Data-data tersebut menunjukan bahwa Perkebunan Sawit Rakyat punya kontribusi signifikan terhadap pengembangan industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia," ujar Airlangga.

Selanjutnya, Airlangga juga menegaskan bahwa Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) menjadi krusial sebagai upaya peningkatan produktivitas dan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM), serta meningkatkan kesejahteraan petani.

Program PSR juga berkontribusi di masa pandemi Covid-19 dengan penyerapan tenaga kerja dan memunculkan juga multiplier effect yang positif di daerah.

"Program PSR merupakan program strategis nasional agar produktivitas masyarakat bisa meningkat, menjaga luasan lahan, dan lahan yang ada bisa dioptimalkan," tambahnya.

Menurut Airlangga, pemerintah berkomitmen melakukan replanting (penanaman kembali) dengan target seluas 540.000 hektar yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

"Bagi lahan yang produktivitasnya kurang dari 4 ton bisa ditingkatkan dengan program replanting dan bibit unggul yang berbasis pada Good Agriculture Practices," tambahnya.

Di sisi lain, pada awal November 2021, harga CPO masuk pada level yang tinggi yaitu US$1.435 per ton serta Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat dengan harga antara Rp2.800 per kilogram sampai dengan Rp3.000 per kilogram untuk Tandan Buah Segar.

"Dari segi tantangan terdapat kompetisi minyak sawit yang semakin kompleks dengan berbagai hambatan non-tarif, seperti ISPO yang belum dianggap sama standarnya dengan RSPO dan masing-masing negara, termasuk Malaysia mempunyai standarnya sendiri yaitu MSPO," pungkas Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper