Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi Brasil meningkat tajam pada bulan Oktober dipicu kenaikan harga bahan bakar dan mata uang Brasil yang lebih lemah mendorong harga barang impor lebih tinggi.
Indeks harga konsumen naik 1,25 persen pada Oktober (month-to-month/mtm), laju tercepat untuk bulan ini sejak 2002, menurut Institut Geografi dan Statistik Brasil, atau IBGE pada Rabu (10/11/2021). Laju inflasi Oktober juga tercatat melesat 10,67 persen dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Pada bulan September, inflasi juga naik 1,16 persen (mtm) dan meningkat 10,25 persen (yoy).
Real Brasil melemah terhadap mata uang AS selama bulan Oktober karena kekhawatiran di antara investor yang timbul dari upaya pemerintah untuk mengubah konstitusi untuk menempatkan beberapa pengeluaran di luar. dari batas pengeluaran yang ditetapkan oleh konstitusi.
Pelemahan mata uang ini telah meningkatkan biaya barang impor secara umum, dan harga minyak impor pada khususnya, menaikkan harga bahan bakar dan menambah tekanan pada harga lainnya. Harga transportasi meningkat 2,62 persen dalam sebulan, bensin naik 3,1 persen, dan harga bahan bakar secara umum naik 3,21 persen.
"Transportasi memiliki variasi terbesar dalam indeks bulan ini," kata Pedro Kislanov, Direktur Seri Inflasi IBGE, dikutip dari Market Watch. "Kenaikan harga bensin terkait dengan kenaikan harga BBM berturut-turut, di kilang, oleh Petrobras."
Baca Juga
Bank sentral Brasil telah menaikkan suku bunga acuannya, Selic, untuk mencoba memperlambat inflasi dan pada pertemuan terakhirnya Oktober lalu. Bahkan, bank sentral meningkatkan laju kenaikan suku bunganya.
Bank menaikkan Selic sebesar 1,5 poin persentase, menjadi 7,75 persen, setelah dua kali kenaikan berturut-turut sebesar satu poin, dan mengatakan pihaknya memperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 1,5 poin lagi dalam pertemuan terakhir tahun ini di bulan Desember.
Kekeringan di banyak wilayah Brasil pada awal tahun ini telah memukul produksi pangan, menaikkan harga untuk banyak barang, dan juga meninggalkan waduk yang menggerakkan pembangkit listrik tenaga air pada tingkat yang sangat rendah, yang mengharuskan perusahaan listrik untuk meningkatkan penggunaan pembangkit berbahan bakar bahan bakar yang lebih mahal untuk mengimbanginya.