Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) akan menyampaikan permohonan maafnya kepada sejumlah anggota dewan dan pemerintah daerah apabila harus menutup rute-rute yang kurang menguntungkan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan selama ini perseroan terdesak untuk membuka rute yang tidak menguntungkan. Hal itu dikarenakan maskapai pelat merah tersebut juga mengalami banyak tekanan pembukaan rute.
"Jadi bapak-bapak mohon dukungan seperti yang disampaikan kalau nggak untung kami tutup. Tarakan kami akan tutup banyak maaf, mohon maaf. Ini kami tegas termasuk ke Pemda dan Gubernur," jelasnya dalam rapat dengar pendapat bersama komisi VI DPR/RI, Selasa (9/11/2021).
Emiten berkode saham GIAA tersebut berencana memangkas jumlah rute yang diterbangi maskapai dari 237 rute menjadi hanya 140 rute.
Irfan menjelaskan perusahaan menanggung kerugian akibat beroperasinya sejumlah maskapai di rute-rute yang tidak mendorong pendapatan. Pendapatan yang diperoleh maskapai dari rute-rute tertentu ini tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan.
Selain itu, maskapai dengan jenis layanan penuh tersebut menilai ada dua jenis pesawat yakni Bombardier CRJ dan ATR yang membuat rugi. Ada juga rute-rute dengan jumlah penumpang minim masih dapat dibuka karena memiliki volume kargo yang mencukupi.
Baca Juga
Tak hanya dalam negeri, perusahaan telah mengurangi secara masif penerbangan untuk rute internasional. Pada awal 2020, perusahaan memangkas rute penerbangan ke Amsterdam, London, dan Nagoya.
Sejalan dengan pengurangan rute, perusahaan pun meminimalkan frekuensi ke rute-rute tertentu. Salah satunya Jakarta-Yogyakarta.
“Sekarang ke Jogja hanya bisa pagi. Jadi kalau mau ke Jogja pulang hari, silakan dari Solo,” tutur Irfan.
Efisiensi rute dan pemangkasan frekuensi merupakan salah satu rencana bisnis Garuda yang tercantum dalam proposal restrukturisasi. Maskapai yang tengah menanggung kerugian mencapai US$9,8 miliar atau nyaris Rp140 triliun itu sedang bernegosiasi dengan 32 lessor untuk menurunkan beban operasionalnya.