Bisnis.com, JAKARTA - China mulai menawarkan surat utang berdenominasi euro setelah menerbitkan obligasi dolar terbaru.
Dilansir Bloomberg pada Rabu (10/11/2021), seorang sumber anonim mengatakan Kementerian Keuangan China mengatakan pemerintah akan menerbitkan surat utang negara dengan total nilai 4 miliar euro atau setara dengan US$4,64 miliar.
Investor global telah menunjukkan minat yang kuat di pada surat utang negara China. Hal itu ditunjukkan dari permintaan kuat dari obligasi dolarnya yang membetot minat pembeli internasional, menunjukkan mereka belum kehilangan selera meskipun sektor properti tengah menderita krisis likuiditas.
Pemerintah China menjual 4 miliar euro surat utang sejak 2019 dan 2020, dengan kesepakatan tahun lalu termasuk obligasi negara pertama dengan imbal hasil negatif.
Sebagai perbandingan, imbal hasil obligasi Pemerintah China dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun berada di atas 2,7 persen. China pun telah memperpendek jatuh tempo obligasi euro yang ditawarkan.
Penjualan 2019 terdiri dari utang tujuh hingga 20 tahun, sedangkan tahun lalu terdiri dari 5, 10, dan 15 tahun.