Bisnis.com, JAKARTA – Komisi VII DPR meminta lima perusahaan tambang nikel untuk menyampaikan data terkait lahan tambang yang direklamasi hingga serapan tenaga kerja asing dan lokal.
Kelima perusahaan tersebut, yakni PT Aneka Tambang Tbk., PT Vale Indonesia Tbk., PT Virtue Dragon, PT Tsingshan Steel Indonesia, dan PT Bintang Delapan Mineral. Permintaan tersebut disampaikan untuk seluruh direktur utama perusahaan.
“Menyampaikan data terkait luasan lahan pertambangan yang direklamasi, serta perbandingan jumlah tenaga kerja Indonesia dan tenaga kerja asing [TKA] di masing-masing perusahaan,” kata Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Wuryanto membaca hasil rapat dengar pendapat, Rabu (10/11/2021).
Adapun, perusahaan tersebut turut dihadirkan dalam rapat dengar pendapat dengan Dirjen Minerba Kementerian ESDM dan Dirjen ILMATE Kementerian Perindustrian.
CEO PT Vale Indonesia Tbk. Febriany Eddy mengatakan bahwa saat ini perusahaan telah membuka 5.088 hektare lahan. Dari jumlah itu, sekitar 3.012 hektare sudah selesai direklamasi hingga akhir 2020.
“Sudah di atas 3,7 juta pohon yang kami tanam, dan pohonnya harus tanaman asli, sehingga nursery ini mengembangkan bibit tanaman asli,” katanya.
Baca Juga
Sementara itu, dari sisi manajemen karyawan, Vale memiliki empat direksi Indonesia dan satu dari asing, yakni Direktur Operasi. Adapun secara total, Vale memiliki 3.000 karyawan dan empat orang tenaga kerja asing.
“Karena memang kami sudah beroperasi produksi cukup lama. Jadi tidak ada alasan untuk mempunyai TKA yang banyak. Ini hanya empat TKA dan semuanya memiliki suksesi internal,” katanya.
Adapun, Vale selama ini hanya memiliki produk nikel dalam matte yang memiliki kandungan 78 persen nikel. Kemudian, sulfur sekitar 20 persen, dan sisanya 2 persen cobalt.
PT Aneka Tambang Tbk. memaparkan perusahaan memiliki cadangan nikel 1,4 miliar metrik ton atau 11 persen dari yang dimiliki Indonesia.
Antam menghasilkan produk Feronikel kisaran 26.000 ton per tahun setara nikel, sedangkan bijih nikel diproduksi sekitar 8 ton hingga kuartal III/2021.
“Sebagian kami gunakan untuk mendukung pabrik feronikel di Pomalaa, sebagian lagi kami jual kepada pabrik pengolahan di dalam negeri,” kata Direktur Utama Antam Dana Amin.