Bisnis.com, JAKARTA - Bandara Sydney akan dijual kepada konsorsium ekuitas swasta seharga A$23,6 miliar atau US$17 miliar (Rp249,3 triiliun) seiring dengan pembukaan penerbangan internasional.
Dilansir Bloomberg pada Senin (8/11/2021), dewan bandara menerima tawaran A$8,75 per saham dari grup yang dipimpin oleh IFM Investors Pty.
Kesepakatan tersebut juga merekomendasikan para pemegang saham untuk menyetujui kesepakatan awal tahun depan, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan pada hari ini.
Kesepakatan ini menjadi yang terbaru di antara rangkaian transaksi konsorsium swasta yang melibatkan aset infrastruktur dan dana pensiun Australia.
Bandara Sydney sebelumnya telah menolak dua penawaran dari konsorsium senilai A$8,25 dolar per saham pada Juli.
Yang termasuk dalam konsorsium tersebut di antaranya Sydney Aviation Alliance, termasuk dana pensiun Australia AustralianSuper Pty dan QSuper Ltd. bersama dengan IFM -- investor infrastruktur yang dimiliki oleh 23 dana pensiun Australia -- dan Global Infrastructure Partners LP.
Baca Juga
Adapun pemegang saham terbesar yang ada di Bandara Sydney, UniSuper Ltd., berencana untuk mengalihkan 15 persen sahamnya ke perusahaan induk yang baru.
Pemerintah Australia telah membuka akses masuk bagi turis yang sudah divaksin dari luar negeri ke dua negara bagian terbesarnya tanpa harus melakukan karantina per 1 November. Pemerintah juga memperbolehkan warganya ke luar negeri.