Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelabuhan Global Macet Parah, Pelindo Jelaskan Kondisi Tanjung Priok

Pelindo menjelaskan kondisi di Pelabuhan Tanjung Priok di tengah kemacetan yang terjadi di pelabuhan luar negeri.
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menyampaikan kondisi arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok sudah mulai normal memasuki November 2021.

GH Sekretariat Perusahaan Pelindo Ali Mulyono menjelaskan kepadatan yang terjadi di sejumlah pelabuhan di luar negeri sempat berimbas pada keterlambatan kedatangan kapal peti kemas internasional di Pelabuhan Tanjung Priok sepanjang Oktober 2021. Akibatnya, banyak kapal yang tiba secara berbarengan mengantre masuk pelabuhan.

Pelindo melakukan antisipasi dengan cara mengosongkan lapangan yang digunakan untuk menampung kontainer. Upaya untuk mengatasi peningkatan jumlah kedatangan kapal tersebut cukup baik, sehingga tidak berdampak pada layanan bongkar muat peti kemas di pelabuhan.

Dari sisi lalu lintas darat, Pelindo juga berupaya untuk meningkatkan pelayanan pada masa sibuk melalui penyediaan lebih banyak area penyangga (buffer area) di pelabuhan, mengoptimalkan implementasi Single Truck ID, melakukan pengaturan kedatangan truk ke dalam area terminal (traffic management), sehingga lalu lintas dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok menjadi lebih baik. Alhasil memasuki November ini, pergerakan peti kemas juga mulai berjalan normal.

“Kepadatan enggak ada, November ini termasuk lancar pergerakan di pelabuhan. Selain itu juga cenderung berkurang karena sebetulnya yang parah di Singapura,” ujarnya, Minggu (7/11/2021).

Sebelumnya, sejumlah hub pengapalan penting di dunia mulai dari Pelabuhan Singapura hingga pelabuhan terbesar di Eropa, Piraeus, dikabarkan tengah mengalami kemacetan parah akibat penumpukan kontainer.

Dilansir dari Bloomberg, pada Selasa (2/11/2021), penumpukan tercatat mencapai 22 persen di atas normal di mana ada 53 kapal kontainer yang berlabuh area Pelabuhan Singapura, naik dari jumlah kemacetan pada 21 Juli yang mencapai 45 kapal. Sebagai hub peti kemas utama, Singapura bergantung pada ekosistem logistik yang rumit.

Pada saat yang sama, badai dan wabah Covid-19 terjadi di pelabuhan lain sehingga menyebabkan jalur transit atau sektor transportasi bergejolak secara luas. Kondisi cuaca juga turut menjadi faktor saat Topan Kompasu yang membuat kapal keluar dari Hong Kong dan Shenzhen sejak lebih dari dua pekan lalu. Tingkat kemacetan di pelabuhan itu masih 10,4 persen lebih tinggi dari hari Senin biasanya.

Kemacetan juga terjadi di sejumlah pelabuhan di Asia Tenggara pada Senin, di antaranya Port Klang, Malaysia melaporkan tingkat kemacetan hingga 14,5 persen di atas normal dan Tanjung Pelepas sebesar 29,9 persen lebih tinggi dari biasanya. Adapun, kemacetan hub peti kemas Tanjung Priok di Jakarta mencapai 6,7 persen di atas normal dan Manila 6,5 persen lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper