Bisnis.com, JAKARTA — Presidensi G20 oleh Indonesia dinilai akan berpengaruh terhadap persepsi pelaku ekonomi internasional, sehingga pemulihan ekonomi nasional akan ditopang oleh peningkatan kepercayaan tersebut.
Hal tersebut disampaikan oleh Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal, Suminto terkait estafet presidensi G20 oleh Indonesia. Pertemuan G20 tahun depan yang berlangsung di Bali akan mengusung tema Recover Together, Recover Stronger.
Dia menilai bahwa kepercayaan negara-negara berkekuatan ekonomi besar terhadap Indonesia untuk memegang presidensi G20 juga merupakan kepercayaan terhadap kemampuan Indonesia dalam memulihkan diri dari pandemi Covid-19. Sorotan dunia internasional itu menurutnya harus dimanfaatkan dengan baik.
Menurut Suminto, kepercayaan kepada Indonesia akan memengaruhi persepsi pelaku ekonomi di tingkat internasional terhadap perekonomian dalam negeri. Dia meyakini hal tersebut akan mempermudah upaya pemerintah untuk mengundang investasi dari luar negeri, yang akan berdampak kepada percepatan pemulihan ekonomi nasional.
"Di saat yang bersamaan, dunia akan memantau bagaimana Indonesia melanjutkan program-program pemulihan. Ini adalah kesempatan, sekaligus tantangan," ujar Suminto pada Kamis (4/11/2021).
Indonesia mengusung tema pertemuan G20 sebagai respons dari kondisi saat ini, ketikanegara-negara di dunia berusaha memulihkan diri dari dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19. Dia berharap pertemuan itu dapat menimbulkan upaya kolektif dari negara-negara G20 akan perekonomian dunia tumbuh dengan baik dari dampak pandemi.
Baca Juga
Menurut Suminto, G20 dikenal sebagai forum yang lebih luwes dibandingkan dengan forum seperti Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Oleh karena itu, G20 menjadi sangat adaptif dalam menyediakan kerangka pembahasan agenda tata kelola ekonomi global yang solutif dan akomodatif berbasis konsensus.
Posisi presidensi G20 dinilai sebagai kesempatan emas bagi Indonesia untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi global dari dampak pandemi. Menurut Suminto, jika amanah tersebut dapat diemban dengan baik, maka kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia akan tumbuh dan banyak dampak positif yang dapat dirasakan.
"Oleh karena itu, amanah yang diberikan kepada Indonesia sebagai presidensi G20, tidak boleh disia-siakan," ujar Suminto.
G20 merupakan forum yang beranggotakan sembilan belas negara dengan skala ekonomi terbesar di dunia, ditambah Uni Eropa. Dari Asia Tenggara, hanya Indonesia yang berstatus sebagai anggota tetap.
Forum tersebut merepresentasikan 85 persen perekonomian global, 80 persen investasi global, 75 persen perdagangan internasional, dan 66 persen penduduk dunia.
G20 terbentuk pada 1999 untuk merespons krisis keuangan Asia yang berdampak pada pasar keuangan di negara-negara maju. Inisiator forum tersebut meyakini bahwa krisis keuangan Asia menunjukkan emerging economies memiliki pengaruh sistemik yang signifikan dalam perekonomian global.
Hal tersebut kemudian memunculkan kesadaran perlunya melibatkan emerging economies dalam forum tata kelola global.