Bisnis.com, JAKARTA – Produsen pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. (ISSP) atau Spindo mampu mengerek utilisasi hingga di atas 60 persen pada kuartal III/2021.
Chief Strategy Officer ISSP Johanes Edward mengatakan utilisasi perseroan sempat turun selama pada Juli karena terdampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), tetapi kembali naik begitu ada pelonggaran.
Pada Juni 2020 utilisasi Spindo sempat anjlok menjadi sekitar 35 persen. Adapun utilisasi rata-rata tahunan berada di kisaran 60-65 persen.
"[Utilisasi] sudah [pulih] jauh lah, saat ini di level 60 persen ke atas," katanya kepada Bisnis, Rabu (3/11/2021).
Sementara itu, kapasitas produksi mencapai 600.000 ton per tahun. Ditanya mengenai target pertumbuhan produksi tahun ini, Johanes mengatakan perusahaan fokus pada kenaikan margin penjualan dan laba. Sampai dengan kuartal III/2021 margin perseroan menunjukkan kinerja yang baik meski dia belum memerinci angkanya.
Adapun faktor pendorong pemulihan industri baja pada paruh kedua tahun ini yakni pemulihan ekonomi nasional yang belakangan ditandai dengan angka rekor purchasing managers' index (PMI) pada Oktober mencapai 57,2.
"Secara nasional sudah jelas kenaikan PMI yang mencapai rekor menjadi tanda bahwa memang ekonomi sudah mulai recovery," katanya.
Sementara itu, stimulus pajak pertambahan nilai (PPn) masih bisa dinikmati sampai akhir tahun. Sebelumnya, sektor industri logam dasar mengalami pertumbuhan sebesar 18,03 persen pada semester I/2021 yang didukung peningkatan produksi besi, baja, dan bahan baku logam lainnya.
Menurut catatan Asosiasi Produsen Baja Ringan Indonesia (APBRI), pertumbuhan itu juga diiringi peningkatan utilisasi dari 51,2 persen pada awal 2021 menjadi 79,93 persen pada pertengahan tahun ini.
Beberapa kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor industri logam di antaranya program relaksasi tarif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) yang diberikan untuk sektor otomotif.