Bisnis.com, LAMPUNG – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan mampu melakukan topping off pembangunan rumah susun (rusun) tahap kedua untuk mahasiswa Universitas Lampung (Unila) pada akhir bulan ini.
Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Sumatera V Kementerian PUPR mengatakan, pembangunan rusun mahasiswa tersebut merupakan proyek multiyears contract (MYC) yang dilakukan sejak awal tahun ini dan ditargetkan dapat selesai pada semester I/2022.
“Pembangunan ini dilakukan 2 tahun anggaran karena diubah jadi MYC akibat refocusing anggaran tahun ini. Akhir bulan ini kami targetkan topping off, selesai diharapkan bisa sebelum Lebaran tahun depan, sehingga bisa digunakan mahasiswa di tahun depan,” ujarnya saat meninjau Rusun Unila di Lampung, Selasa (2/11/2021).
Adapun, progress fisik dan keuangan pembangunan rusun ini sebesar 49 persen. Hingga akhir tahun, progres pembangunan rusun ditargetkan bisa mencapai 70 persen, sedangkan 30 persen sisa pembangunannya akan dilakukan pada tahun depan.
“Ini proses pembangunan strukturnya sudah selesai. Jadi untuk arsitektur dindingnya akan dilakukan pada awal 2022,” ucapnya.
Kepala Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Lampung Kementerian PUPR Heriyanto menambahkan, untuk rusun mahasiswa Unila yang kedua juga dibangun dengan tipe kamar 24, setinggi 3 lantai, dan total ada 44 unit kamar dengan kapasitas 176 mahasiswa.
Baca Juga
“Nantinya 1 unit isi 4 mahasiswa. Jadi ada 2 ranjang susun, meja, kursi, dan lemari,” katanya.
Proyek pembangunan rusun mahasiswa Unila tahap 2 tersebut merupakan lanjutkan rusun tahap 1. Rusun tahap 1 dibangun di awal 2018 dan selesai pada tahun yang sama dengan anggaran Rp12,5 miliar.
“Rusun tahap 1 ini selesai di 2018, saat ini sudah beroperasi. Ada 4 lantai dengan total 50 unit kamar yang menampung 198 mahasiswa,” tuturnya.
PPK Rumah Susun dan Rumah Khusus Erwin Feriyanto menuturkan, rusun tersebut menyasar mahasiswa di Universitas Lampung yang diharapkan dapat meningkatkan sumber daya manusia menjadi generasi muda yang handal dan representatif, karena mahasiswa yang tinggal di rusun itu tidak dikenakan biaya tinggal.
“Kami bangun hunian yang berkualitas. Bukan hanya fasilitas tempat tinggal, tetapi juga untuk belajar. Sarana prasarana sederhana yang bisa menciptakan sosioloigis antarmahasiswa. Kami juga akan bangun sarana olahraga nantinya,” terangnya.
