Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHS Markit: Manufaktur Indonesia Kekurangan Pasokan Bahan Baku

pertumbuhan PMI manufaktur paling cepat tersebut tercermin pada perbaikan kondisi akibat pelonggaran lebih lanjut pada pembatasan Covid-19.
Seorang pekerja melakukan proses produksi minuman kemasan Nu Green Tea Royal Jasmine di pabrik PT ABC President Indonesia, Karawang, Jawa Barat, Rabu (16/4/2014). /Antara Foto-Wahyu Putro A.rn
Seorang pekerja melakukan proses produksi minuman kemasan Nu Green Tea Royal Jasmine di pabrik PT ABC President Indonesia, Karawang, Jawa Barat, Rabu (16/4/2014). /Antara Foto-Wahyu Putro A.rn

Bisnis.com, JAKARTA – Meski mencatatkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur tertinggi sejak 2011, industri dalam negeri dinyatakan mengalami kesulitan pasokan bahan baku.

Disamping PMI manufaktur yang melonjak dari 52,2 menjadi 57,2 pada Oktober 2021, IHS Markit juga melaporkan dari segi kinerja pemasok, kekurangan pasokan dan permasalahan pengiriman menyebabkan waktu pemenuhan pesanan yang diperpanjang.

Kondisi permintaan yang lebih kuat memperburuk permasalahan ini pada bulan lalu. Sementara itu dari segi harga, perusahaan manufaktur Indonesia mencatat bahwa kekurangan pasokan menyebabkan kenaikan harga. Inflasi harga input naik pada kisaran tajam dalam delapan tahun, dengan banyak perusahaan menyebutkan kenaikan biaya bahan baku.

"Akibatnya, perusahaan meneruskan beban biaya yang lebih besar kepada konsumen, mengakibatkan kenaikan harga output, meski kisaran kenaikan lebih lambat sejak September," tulis IHS Markit dalam laporannya, Senin (1/11/2021).

Direktur Asosiasi Ekonomi IHS Markit Jingyi Pan mengatakan pertumbuhan PMI manufaktur paling cepat tersebut tercermin pada perbaikan kondisi akibat pelonggaran lebih lanjut pada pembatasan Covid-19.

Namun, Pan mengakui bahwa keterbatasan pasokan masih mengakibatkan tekanan harga dan pemenuhan pesanan bagi perusahaan.

"Meski bukan hal yang baru bagi Indonesia, hal ini layak untuk diamati apakah permasalahan pasokan akan menghambat pemulihan ekonomi pada bulan-bulan mendatang," kata Pan.

Selain itu, Yang mendukung kenaikan headline PMI adalah kenaikan tajam pada pekerjaan baru dan output pada Oktober, yang mana keduanya mengalami ekspansi pada kisaran rekor.

Bukti anekdotal menunjukkan bahwa perbaikan relatif terjadi pada situasi dalam negeri Covid-19, ditambah dengan pelonggaran pembatasan lebih lanjut, memungkinkan permintaan bertumbuh dan perekonomian pulih.

Namun demikian, permintaan asing kembali mengalami kontraksi meski pada kisaran marginal. Melihat permintaan secara keseluruhan menguat, perusahaan manufaktur ingin memperluas kapasitas pengoperasian dengan meningkatkan jumlah tenaga kerja untuk pertama kalinya dalam empat bulan meski pada kisaran kecil. Alhasil, penumpukan pekerjaan naik, meski tingkat pertumbuhan berkurang dibandingkan pada September.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper