Bisnis.com, JAKARTA — Minyak goreng menjadi komoditas pangan yang perlu mendapatkan perhatian terkait keamanan stoknya. Permintaan ekspor yang berpotensi naik jelang akhir tahun bisa memengaruhi ketersediaan dan harga di dalam negeri.
"Yang perlu diwaspadai adalah stok minyak goreng seiring naiknya permintaan CPO untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Pasokan dalam negeri untuk CPO sebagai bahan baku minyak goreng perlu dikomunikasikan ke pelaku usaha," kata Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, Jumat (29/10/2021).
Dia memperkirakan konsumsi pangan mulai meningkat, khususnya jelang natal tahun baru. Selain itu, pemerintah juga perlu memastikan solar untuk angkutan logistik tersedia.
"Kemudian telur ayam, dan daging sapi secara historis saat peak season harganya cenderung meningkat. Inflasi pangan wajib dijaga agar sejalan dengan pemulihan pendapatan kelas menengah ke bawah," katanya.
Minyak goreng menjadi salah satu komoditas yang mengalami kenaikan harga dibandingkan dengan bulan lalu. Minyak goreng curah naik tercatat naik 9,86 persen menjadi Rp15.600 per liter, minyak goreng kemasan sederhana naik 6,80 persen menjadi Rp15.700 liter, dan minyak goreng kemasan premium naik 5,49 persen menjadi Rp17.300 per liter.
Kementerian Perdagangan telah berkoordinasi dengan asosiasi produsen minyak goreng nasional agar tetap menjaga pasokan minyak goreng di dalam negeri dalam rangka stabilisasi harga.
Surat kepada produsen minyak goreng nasional Nomor 311/PDN/SD/10/2021 telah dikeluarkan agar produsen tetap melakukan penyediaan minyak goreng kemasan di pasar ritel dan pasar tradisional.
