Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menhub: Pelaku Logistik Bisa Manfaatkan Perang Dagang AS-China

Indonesia justru menuai berkah dari perang dagang AS-China. Pasalnya selama Negeri Paman Sam itu menutup akses bagi perdagangan China, nilai ekspor Indonesia ke Amerika naik.
Perang dagang AS-China. /Istimewa
Perang dagang AS-China. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta para pelaku bisnis khususnya yang bergerak di sektor logistik agar dapat memanfaatkan kondisi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang terus berlanjut.

Hal itu diungkapkan Budi dalam sambutannya di acara Rakernas Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) yang digelar secara hybrid, Rabu (27/10/2021). Menurutnya, situasi tersebut merupakan peluang besar bagi sektor logistik dan industri untuk terus berkembang.

"Adanya perang dagang antara AS dan China dapat dimanfaatkan bagi para pelaku bisnis untuk mengambil momentum ini dengan baik untuk meningkatkan produk ekspor Indonesia ke Asia Pasifik sehingga dapat melebarkan sayapnya ke mancanegara dan mendorong pertumbuhan logistik nasional," kata Budi.

Budi berharap seiring dengan pemulihan ekonomi nasional yang terus membaik dan pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan tren positif hingga kuartal III/2021, pelaku bisnis dapat terdorong untuk meningkatkan produksi dan aktivasi dari ekspor dan impor.

Lebih lanjut dia meminta ALFI selaku organisasi yang menaungi pelaku usaha logistik dan forwarder Indonesia, dapat mendorong peningkatan ekonomi dan daya saing nasional khususnya dalam mengedukasi dan menjembatani pemanfaatan peluang sebagai bentuk dukungan kepada pelaku usaha logistik.

"Oleh karenanya keberadaan ALFI diharapkan dapat mendorong terciptanya iklim usaha yang positif, didukung dengan perbaikan pada sektor pergudangan, supply chain, manufaktur yang mendorong peningkatan kepercayaan pengguna sektor," imbuhnya.

Beberapa waktu lalu, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menguak satu fakta mengenai dampak perang dagang AS dan China bagi Indonesia.

Menurutnya, Indonesia justru menuai berkah dari perang dagang AS-China. Pasalnya selama Negeri Paman Sam itu menutup akses bagi perdagangan China, nilai ekspor Indonesia ke Amerika naik.

Sampai dengan Januari 2021, dia menyebut surplus perdagangan Indonesia ke Amerika Serikat mencapai USD 6,5 miliar. Bila ini terus berlanjut hingga akhir tahun, bukan tidak mungkin nilainya bisa mencapai USD 13 miliar, melesat hingga lebih dari 30 persen.

"Kalau pertumbuhan konsisten dari Juli sampai Desember, ini akan menjadi USD 13 dolar, pertumbuhannya lebih dari 30 persen," tutur Mendag.

Selain itu, lanjutnya, selama masa pandemi dengan berbagai kebijakan pengurangan mobilitas, ekspor non migas Indonesia hanya turun USD 600 juta. Angka ini dinilai lebih baik dibandingkan penurunan ekspor yang terjadi pada 2016 silam.

"Turunnya minimum dan elastisitasnya positif di 2021, ini pertumbuhan yang luar biasa," kata dia.

Bukan itu saja, Lutfi menuturkan bahwa kinerja impor Indonesia mengalami pertumbuhan hingga 28 persen. Dia menilai, angka ini tidak begitu menjadi masalah lantaran produk yang diimpor berupa bahan baku dan bahan pendukung dalam produksi industri manufaktur yang akan kembali di ekspor.

"Impor ini niatnya bukan buat konsumsi tapi buat ekspor," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmi Yati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper