Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaga Momentum Investasi, RI Perlu Fokus di Sektor Unggulan

Dari sisi daya dukung, menurutnya pemerintah sudah cukup memberikan relaksasi terutama melalui Undang-Undang Cipta Kerja.
Kawasan Industri Jababeka di Cikarang, Kabupaten bekasi, Jawa barat. /Istimewa
Kawasan Industri Jababeka di Cikarang, Kabupaten bekasi, Jawa barat. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan pemerintah perlu fokus pada sektor-sektor unggulan dalam menarik investasi asing ke dalam negeri.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Bobby Gafur Umar mengatakan salah satu yang patut dibidik adalah industri crude palm oil (CPO) dan turunannya. Wacana penyetopan ekspor CPO harus dibarengi dengan pemberian insentif yang mampu memacu penghiliran industri.

Sementara itu, dari sisi daya dukung, menurutnya pemerintah sudah cukup memberikan relaksasi terutama melalui Undang-Undang Cipta Kerja.

"Investasi Indonesia sudah menarik, biaya logistik semakin menurun engan integrasi antara pelabuhan. Jadi sekarang tinggal industri apa yang paling bisa menjadi proritas dan unggulan," kata Bobby saat dihubungi, Rabu (27/10/2021).

Bobby berharap masuknya investasi asing bukan hanya dalam bentul modal, tetapi juga transfer teknologi sehingga nilai tambahnya ada di dalam negeri.

Terkait momentum krisis energi di berbagai belahan dunia, Bobby memandang dalam jangka pendek belum akan berdampak signifikan pada relokasi investasi ke Indonesia. Kondisi kelangkaan batu bara, dia nilai, kemungkinan hanya bersifat sementara.

"Menurut saya krisis energi terutama batu bara masih situasional, masih short term," ujarnya.

Namun demikian, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani berpendapat kecukupan energi di dalam negeri dapat menjadi salah satu faktor pengerek masuknya investasi asing ke depan.

Mengenai iklim investasi, Hariyadi mengatakan kondusifitasnya sudah cukup ditopang oleh UU Cipta Kerja. Hanya saja, pelayanan kepada investor, terutama yang eksisting harus dipertahankan kualitasnya.

Selain itu, Indonesia juga masih diuntungkan dengan perang dagang Amerika Serikat dan China, serta jenuhnya industri manufaktur Vietnam.

"Dengan situasi global karena China dan Amerika masih tegang, kita kena imbas positif. Juga karena Vietnam yang merupakan supporting utama china, mulai jenuh untuk manufakturnya," kata Hariyadi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper