Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan target produksi batu bara 625 juta ton tidak akan tercapai hingga akhir 2021.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan bahwa capaian produksi batu bara akan lebih rendah dari target yang ditetapkan. Faktor cuaca, sebutnya, menjadi kendala utama.
Saat ini, kata dia, sejumlah lokasi tambang acap mengalami cuaca buruk. Beberapa daerah di antaranya Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, hingga Sumatra Selatan.
“Inilah yang menjadi penyebab antara lain realisasi produksi sampai kuartal ini, sekitar September 2021 mencapai 450 juta ton, dan dengan target 625 juta ton di akhir tahun berdasarkan data series yang ada, menurut saya agak kurang sedikit karena faktor cuaca tadi,” katanya saat konferensi pers, Selasa (26/10/2021).
Sujatmiko menegaskan, kondisi tersebut bukan akibat perusahaan tambang tidak dapat berproduksi. Akan tetapi, untuk memastikan keselamatan para pekerja di area tambang.
Berdasarkan minerba one data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM pada Rabu (27/10/2021), realisasi produksi batu bara baru mencapai 492,73 juta ton, atau 78,84 persen dari target yang ditetapkan.
Baca Juga
Selain itu, dari target ekspor 487,50 juta ton, realisasi di lapangan hanya 48,69 persen atau 237,36 juta ton.
Di sisi lain, target domestic market obligation (DMO) 137,50 juta ton baru tercapai 63,47 juta ton, atau 46,16 persen.
Sementara itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin memaparkan bahwa penerimaan negara bukan pajak (PNBP) melebihi target dengan catatan Rp49,67 triliun hingga kuartal III/2021 dari target Rp39,1 triliun. Angka itu naik 127 persen dari target tahunan.
“Sementara waktu masih ada 3 bulan, jadi ini capaian yang baik. Hal ini didorong oleh harga komoditas yang bagus, serta juga upaya pemerintah memberikan kebijakan yang memungkinkan badan usaha bergerak lebih cepat dan lebih lincah,” terangnya.