Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penurunan Produksi Batu Bara Indonesia Pengaruhi Harga di Pasar

Produksi batu bara di Indonesia berpotensi mengalami penurunan cukup dalam sepanjang September 2021. Kondisi itu diproyeksi turut berkontribusi pada meningkatnya harga batu bara dunia.
Warga memancing ikan di sekitar kapal tongkang pengangkut batu bara di perairan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2018)./ANTARA-Aji Styawan
Warga memancing ikan di sekitar kapal tongkang pengangkut batu bara di perairan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2018)./ANTARA-Aji Styawan

Bisnis.com, JAKARTA – Produksi batu bara di Indonesia berpotensi mengalami penurunan cukup dalam sepanjang September 2021. Kondisi itu diproyeksi turut berkontribusi pada meningkatnya harga batu bara dunia.

Seperti diketahui, peningkatan harga batu bara thermal Newcastle tembus hingga US$210 per metrik ton pada Rabu (29/9/2021). Kilauan emas hitam kian menjadi seiring dengan rendahnya produksi batu bara yang diiringi tingginya permintaan ekspor.

Secara garis besar, tingginya permintaan dunia pada batu bara terjadi akibat pemulihan ekonomi di hampir seluruh negara. Pasalnya, konsumsi listrik melonjak tajam, sehingga memerlukan lebih banyak bahan baku.

Di Indonesia, produksi batu bara turun jauh dari hasil bulan sebelumnya. Realisasi batu bara Indonesia berdasarkan data minerba one data Indonesia (MODI) hanya 35,47 juta ton per 29 September 2021.

Dari jumlah tersebut, hanya 5,16 juta ton telah disalurkan untuk kebutuhan domestic, sedangkan realisasi ekspor sepanjang bulan ini hanya 5,62 juta ton. Padahal, September 2021 tersisa tinggal sehari lagi.

Angka tersebut jauh berbeda jika dibandingkan dengan realisasi produksi batu bara pada Agustus 2021 yang mencapai 51,46 juta ton. Dari jumlah tersebut, 13,5 juta ton di antaranya untuk pasar domestik dan 20,65 juta ton telah disalurkan untuk ekspor.

Secara keseluruhan, target produksi batu bara mencapai 625 juta ton. Sementara itu, realisasi produksi 70,72 persen atau 442,02 juta ton. Selain itu, dari target ekspor 487,50 juta ton, realisasi ekspor hingga kini masih rendah, yakni 44,30 persen atau 215,94 juta ton.

Ketua Indonesian Mining and Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo mengamini perkara supply dan demand akan menentukan perubahan harga batu bara dunia.

Saat ini, sejumlah negara termasuk China memerlukan lebih banyak batu bara untuk memenuhi kebutuhan energi di negara tersebut. Namun, permintaan itu tak dapat dipenuhi dengan baik akibat faktor cuaca.

“Kemungkinan masih akan terjadi beberapa tambang menghadapi banjir, sehingga mempengaruhi produksi,” katanya kepada Bisnis, Rabu (29/9/2021).

Selain itu, Singgih juga mengaku kaget dengan meroketnya harga batu bara dunia. Kondisi tersebut menurutnya harus dilihat dengan kacamata yang lebih luas, karena harga bahan baku energi akan mempengaruhi produk lainnya.

Selain akan semakin memberatkan industri, tingginya harga bahan baku secara langsung akan mempengaruhi biaya produksi. Hal itu kemudian akan membuat harga produk end user yang umumnya diimpor Indonesia ikut terdongkrak.

“Energi bagian dari elemen biaya untuk produksi. Begitu tinggi, output-nya ikut tinggi. Kita kan masih negara user, dan banyak impor dari mereka juga. Itu akan naik juga,” terangnya.

Berkaitan dengan produksi, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia telah memproyeksikan penurunan produksi batu bara hingga akhir tahun.

“Untuk prospek harga terus terang kami tidak bisa memprediksi. Demikian pula untuk produksi sampai akhir tahun. Mungkin tidak mencapai target 625 juta ton,” katanya kepada Bisnis belum lama ini.

Menurutnya, situasi itu terjadi akibat dua faktor utama, yakni curah hujan tinggi di wilayah produksi, dan keterbatasan alat berat di lokasi tambang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper