Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menyatakan akan secara serius mengurangi penggunaan bahan bakar yang tidak ramah lingkungan. Ke depannya, Pertalite disebut akan menggantikan Premium yang saat ini hanya digunakan oleh beberapa negara saja.
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih menjelaskan, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium telah menunjukkan tren yang menurun belakangan ini.
Menurutnya, masyarakat saat ini sudah lebih cermat dalam memilih bahan bakar yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan.
“Kami pun berkomitmen memperbaiki kondisi lingkungan, sehingga terkait dengan Premium ini ke depan mungkin Pertalite bisa menggantikan Premium. Kemudian, Pertalite pun sebenarnya juga perlu diperbaiki kualitasnya, dan ke depan diharapkan ada roadmap BBM ramah lingkungan,” katanya dalam paparannya yang digelar pada Senin (25/10/2021).
Adapun, realisasi penyaluran jenis BBM khusus penugasan Premium sampai dengan September 2021 masih tercatat jauh lebih rendah dibandingkan dengan kuota yang ditetapkan sepanjang tahun ini.
Realisasi sampai dengan periode tersebut baru tersalurkan sebanyak 3,3 juta kilo liter (KL), atau hanya 33 persen dari kuota tahun ini yang dipatok 10 juta KL.
Baca Juga
Penyerapan Premium tercatat mengalami titik terendah pada September 2021, dengan realisasi hanya 241.986 KL, sedangkan penyerapan tertinggi tercatat pada Januari dengan realisasi penyerapan sebesar 483.451 KL.
Secara mingguan, realisasi penyaluran Premium oleh Pertamina terpantau mengalami tren kenaikan. Pada Agustus, BPH Migas mencatat realisasi penyaluran pada pekan pertama adalah sebesar 64.092 KL, meningkat dari pekan kedua menjadi 127.680 kl, lalu naik 204.982 kl di pekan ketiga, selanjutnya kembali meningkat pada pekan keempat menjadi 280.535 KL, dan mencapai 312.228 KL di pekan kelima.
“Premium ini kan secara volume juga sudah semakin kecil, karena masyarakat sudah shifting ke Pertalite. Premium ini hanya tinggal tujuh negara yang pakai,” ujarnya.