Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2021 berada di kisaran 3,5 persen–4 persen, seiring pulihnya belanja masyarakat sejak pelonggaran PPKM pada Agustus 2021.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan bahwa terdapat sejumlah perkembangan positif dalam kondisi perekonomian kuartal III/2021. Faktor utama pendorongnya adalah penurunan kasus Covid-19 sehingga terjadi pelonggaran PPKM.
"Basisnya seberapa lama penerapan PPKM Darurat, bergantung kepada penyebaran varian delta Covid-19, yang ternyata lebih cepat dari ekspektasi. Perekonomian yang baik dalam satu hingga tiga bulan terakhir, kami memperkirakan [pertumbuhan ekonomi] kuartal III/2021 itu 3,5 persen hingga 4 persen," ujar Asmoro kepada Bisnis, Minggu (24/10/2021).
Menurutnya, Indeks Belanja Mandiri (Mandiri Spending Index/MSI) menunjukkan bahwa terjadi perbaikan indikator sejak awal Agustus 2021 hingga bulan ini. Adanya perbaikan kemampuan belanja masyarakat menandakan pulihnya perekonomian.
Asmoro menilai bahwa tidak mungkin terjadi pemulihan ekonomi tanpa adanya pemulihan belanja. Menurutnya, membaiknya belanja masyakarat maupun transaksi korporasi membuat pertumbuhan ekonomi kuartal lalu mungkin mencapai 4 persen.
"Ditambah lagi perkembangan terbaru harga komoditas makin tinggi. Hal itu tentu menolong performa ekspor dan current account. Itu akan jadi faktor positif perekonomian kuartal III/2021," ujarnya.
Pada paruh pertama tahun ini, Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal III/2021 lebih tinggi. Namun, ganasnya penyebaran Covid-19 pada Juli 2021 membuat proyeksinya menjadi di kisaran 3,5 persen–4 persen.
Asmoro menilai bahwa pemerintah harus mampu menjaga penyebaran Covid-19, yang menjadi kuncinya pemulihan ekonomi. Tren kasus yang menurun saat ini dapat membantu Indonesia menjaga kinerja perekonomiannya sehingga lebih kencang pada kuartal terakhir.
"Tentu pertama, pasti basisnya bagaimana manage jangan ada kenaikan kasus lagi, [penyebaran Covid-19] akan selalu jadi asumsi semua ekonom atau analis. Tetap kuncinya [mendorong perekonomian adalah dengan] menjaga laju penyebaran kasus Covid-19," ujarnya.