Bisnis.com, JAKARTA – Investasi properti di Asia Pasifik diproyeksi akan mencetak rekor terbaru pada 2022, seiring dengan meningkatnya aliran investasi ke kawasan tersebut.
Senior Advisor Research Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat mengatakan bahwa riset terbaru Active Capital 2021 dari Knight Frank Asia Pasifik menunjukkan, investasi properti lintas negara akan mencapai rekor di 2022.
Laporan itu menerapkan sistem pembelajaran mutakhir untuk mengidentifikasi aliran modal dari satu negara ke negara lain, dan beragam tipe investor di balik beberapa sektor utama yang ada di negara kawasan Asia Pasifik.
Pada 2020, riset Active Capital secara akurat memprediksi bahwa Amerika Serikat menjadi destinasi utama dalam arus permodalan lintas negara secara global di 2021, diikuti oleh Inggris, Jerman, Australia, dan Prancis.
“Dalam laporan Active Capital 2021 kali ini menunjukkan bagaimana arus investasi kembali bangkit untuk sektor properti,” ujarnya, Kamis (21/10/2021).
Investasi properti tercatat mencapai rekor tinggi di beberapa sektor utama, seperti saat sebelum pandemi. Sektor tersebut meliputi perkantoran, logistik, dan residensial.
Baca Juga
Hal tersebut memberikan sinyal positif terhadap bangkitnya kembali kepercayaan investor terhadap pasar properti.
Volume investasi di kawasan Asia Pasifik pada 2022 juga diperkirakan akan tumbuh sekitar 30 persen, dengan sumber utama modal berasal dari Amerika Serikat, Singapura, Kanada, Inggris, dan Jerman.
“Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, dan Belanda diprediksi menjadi destinasi utama dalam arus permodalan lintas batas secara global di 2022, dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman sebagai negara terbesar dalam pendistribusian modal,” tuturnya.
Syarifah memperkirakan, pergerakan investasi didominasi oleh kemunculan kembali para manajer investasi Amerika Serikat dan kepentingan ekuitas swasta.
Secara keseluruhan, sektor perkantoran diprediksi akan menarik setengah dari nilai investasi yang masuk ke kawasan Asia Pasifik. Adapun, negara yang menjadi destinasi populer untuk investasi adalah China, Jepang, dan Australia.
Industri akan menjadi sektor terfavorit kedua sebagai komoditas investasi di 2022, sedangkan ritel berada di urutan ketiga.
“Amerika Serikat diprediksi akan menjadi negara terfavorit untuk para konsumen properti di Asia Pasifik, didukung dengan transaksi lintas sektor. Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang terkait dengan pemerintah Singapura mengakuisisi platform multifamily pada pusat data,” katanya.
Dalam laporan itu juga diperkirakan akan ada lonjakan besar bagi modal Asia Pasifik yang masuk ke Inggris sehubungan dengan telah dibukanya kembali jalur internasional untuk bisnis.
“Perkantoran di Inggris dan di beberapa kota Uni Eropa lain akan tetap kuat dari sisi permintaan, sebagaimana juga sektor logistik di negara-negara Uni Eropa,” ucapnya.