Bisnis.com, JAKARTA — Neraca perdagangan diperkirakan bisa berada di posisi surplus pada penghujung 2021 meskipun nilainya kecil. Sepanjang tahun ini, neraca perdagangan Indonesia setiap bulannya tercatat surplus.
Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Faisal Rachman menilai bahwa terdapat potensi neraca perdagangan untuk mencatatkan surplus kecil pada penghujung 2021. Proyeksi itu berkaca dari capaian neraca perdagangan yang surplus pada tujuh belas bulan berturut-turut per September 2021.
"Ada potensi neraca transaksi berjalan untuk mencatatkan surplus kecil pada tahun penuh 2021. Dengan perkembangan perdagangan baru-baru ini, kami memperkirakan saldo transaksi berjalan pada kuartal III/2021 mungkin mencatatkan surplus sekitar 1 persen dari PDB," ujar Faisal pada pekan lalu.
Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus US$4,37 miliar pada September 2021 dan menurut Faisal telah melebihi perkiraan konsensus pasar yakni surplus US$3,86 miliar. Meskipun begitu, catatan itu melambat dibandingkan dengan surplus US$4,74 miliar pada Agustus 2021.
Dia pun menjelaskan bahwa pada sembilan bulan pertama tahun ini, neraca perdagangan mencatat surplus US$25,07 miliar. Jumlah itu hampir dua kali lipat dibandingkan dengan nilai surplus pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$13,35 miliar.
Surplus neraca perdagangan ditopang oleh masih tingginya harga komoditas, yang diperkirakan masih berlangsung hingga akhir 2021 di tengah krisis energi saat pemulihan ekonomi global. Hal tersebut dapat mendukung kinerja ekspor Indonesia untuk beberapa waktu.
Potensi surplus kecil pada akhir 2021 akan sangat bergantung kepada kinerja perdagangan kuartal IV/2021. Berdasarkan perkiraan Bank Mandiri, saldo akun berjalan pada 2021 dapat berada di kisaran -0,2 persen hingga 0,1 persen dari PDB.