Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja ekspor Indonesia diperkirakan melonjak tinggi pada September 2021, didorong oleh kenaikan harga sejumlah komoditas unggulan.
Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana memperkirakan pertumbuhan ekspor pada September 2021 akan mencapai 64,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, kinerja ekspor pada periode tersebut diperkirakan tumbuh 7 persen (month-to-month/mtm).
“Kami perkirakan kinerja ekspor akan menguat pada September 2021, didorong oleh harga batubara dan CPO yang meningkat tinggi,” katanya kepada Bisnis, Kamis (14/10/2021).
Di samping itu, Wisnu menyampaikan pertumbuhan ekspor tersebut juga dipengaruhi oleh krisis listrik global, khususnya yang terjadi di China.
Permintaan batu bara dari China meningkat dikarenakan tutupnya sejumlah tambang batu bara di negara itu dan kebutuhan yang meningkat untuk musim dingin mendatang.
Baca Juga
Di sisi lain, kinerja impor diperkirakan tumbuh sebesar 60,1 persen secara tahunan atau 11 persen secara bulanan.
Peningkatan tersebut sejalan dengan harga minyak yang meningkat lebih tinggi, juga pulihnya permintaan domestik secara bertahap.
Hal ini tercermin dari PMI Manufaktur yang kembali meningkat ke zona ekspansif sebesar 52,2, serta kinerja penjualan eceran yang diperkirakan membaik secara bertahap pada September 2021.
Dengan demikian, Wisnu memperkirakan neraca perdagangan Indonesia akan mencetak surplus sebesar US$4,41 miliar pada September 2021.
“Surplus perdagangan diproyeksikan tetap tinggi sebesar US$4,4 miliar, namun sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya,” katanya.