Bisnis.com, JAKARTA - Raksasa perabot rumah tangga asal Swedia Ikea memberikan pandangan suram untuk industri ritel, dengan memperkirakan kekurangan akibat krisis rantai pasokan akan tetap menjadi masalah hingga pertengahan tahun depan.
"Tantangan terbesar adalah mengeluarkan produk dari China, di mana kapasitasnya sangat terbatas," kata CEO Inter Ikea Jon Abrahamsson Ring, dilansir Bloomberg, Kamis (14/10/2021).
Kekurangan kontainer dan penutupan pelabuhan telah mengganggu logistik bagi peritel di seluruh dunia. Gejolak itu telah menyebabkan peringatan tentang pertumbuhan penjualan yang lebih lambat dan biaya yang lebih tinggi, mulai dari Hennes & Mauritz AB hingga peritel online Inggris seperti Asos Plc.
Untuk mengatasi situasi tersebut, Ikea harus memprioritaskan dan memfokuskan penawaran pada produk yang paling populer.
"Ini adalah tantangan yang sangat besar bagi seluruh infrastruktur pasokan," katanya.
Sebelumnya, Inter Ikea mencatat rekor penjualan pada tahun fiskal terakhir, pulih dari penurunan pertama dalam 12 bulan sebelumnya ketika pandemi menutup gerai-gerai ritelnya. Pendapatan naik 5,8 persen menjadi 41,9 miliar euro (US$48 miliar). Perusahaan telah diuntungkan karena tren bekerja dari rumah dan maraknya aktivitas merenovasi.
Baca Juga
Dia mengatakan perusahaan tidak akan membebankan kenaikan biaya akibat lonjakan harga transportasi dan bahan baku dalam enam bulan terakhir, kepada konsumen.
"Kami ingin membuat Ikea lebih terjangkau,” kata Abrahamsson Ring.
Dia menambahkan, perusahaan berencana untuk mendapatkan bagian pendapatan yang lebih besar dari produk dengan harga lebih murah. Ikea juga telah mengambil langkah-langkah lain untuk mengirimkan produk ke tokonya, seperti menyewa kontainer sendiri dan mencari rute alternatif dengan kereta api.