Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ikea Sebut Krisis Rantai Pasok Bertahan Sampai Pertengahan 2022

Tantangan terbesar adalah mengeluarkan produk dari China. Hal ini dipicu oleh kelangkaan kontainer dan penutupan pelabuhan.
Ikea/Reuters-Neil Hall
Ikea/Reuters-Neil Hall

Bisnis.com, JAKARTA - Raksasa perabot rumah tangga asal Swedia Ikea memberikan pandangan suram untuk industri ritel, dengan memperkirakan kekurangan akibat krisis rantai pasokan akan tetap menjadi masalah hingga pertengahan tahun depan.

"Tantangan terbesar adalah mengeluarkan produk dari China, di mana kapasitasnya sangat terbatas," kata CEO Inter Ikea Jon Abrahamsson Ring, dilansir Bloomberg, Kamis (14/10/2021).

Kekurangan kontainer dan penutupan pelabuhan telah mengganggu logistik bagi peritel di seluruh dunia. Gejolak itu telah menyebabkan peringatan tentang pertumbuhan penjualan yang lebih lambat dan biaya yang lebih tinggi, mulai dari Hennes & Mauritz AB hingga peritel online Inggris seperti Asos Plc.

Untuk mengatasi situasi tersebut, Ikea harus memprioritaskan dan memfokuskan penawaran pada produk yang paling populer.

"Ini adalah tantangan yang sangat besar bagi seluruh infrastruktur pasokan," katanya.

Sebelumnya, Inter Ikea mencatat rekor penjualan pada tahun fiskal terakhir, pulih dari penurunan pertama dalam 12 bulan sebelumnya ketika pandemi menutup gerai-gerai ritelnya. Pendapatan naik 5,8 persen menjadi 41,9 miliar euro (US$48 miliar). Perusahaan telah diuntungkan karena tren bekerja dari rumah dan maraknya aktivitas merenovasi.

Dia mengatakan perusahaan tidak akan membebankan kenaikan biaya akibat lonjakan harga transportasi dan bahan baku dalam enam bulan terakhir, kepada konsumen.

"Kami ingin membuat Ikea lebih terjangkau,” kata Abrahamsson Ring.

Dia menambahkan, perusahaan berencana untuk mendapatkan bagian pendapatan yang lebih besar dari produk dengan harga lebih murah. Ikea juga telah mengambil langkah-langkah lain untuk mengirimkan produk ke tokonya, seperti menyewa kontainer sendiri dan mencari rute alternatif dengan kereta api.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper