Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Kapas Global Naik, Pan Brothers Sesuaikan Harga Produk Ekspor

Penyesuaian harga produk itu diyakini tidak berpengaruh terhadap kinerja ekspor perusahaan.  
Proses penjahitan produk tekstil di pabrik PT Pan Brothers Tbk. /panbrotherstbk.com
Proses penjahitan produk tekstil di pabrik PT Pan Brothers Tbk. /panbrotherstbk.com

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tekstil PT Pan Brothers Tbk. (PBRX) bakal menyesuaikan harga produk ekspor mereka seiring melesatnya harga kapas di pasar internasional.

Vice CEO Pan Brothers Anne Patricia Sutanto mengatakan penyesuaian harga produk itu tidak berpengaruh terhadap kinerja ekspor perusahaan.  

“Kami akan sesuaikan sesuai dengan harga bahan baku, jadi dampaknya kenaikan harga produk, tetapi tidak berdampak pada naik atau turunnya ekspor karena ini komoditas global,” kata Anne melalui sambungan telepon kepada Bisnis, Selasa (12/10/2021). 

Setelah penyesuaian harga produk, Anne mengatakan kebijakan itu tidak bakal berdampak langsung pada pengurangan laba atau margin dari setiap pengiriman produk garmen ke luar negeri. Alasannya, penyesuaian harga itu bakal mengikuti ketetapan harga yang berlaku di pasar internasional saat ini.

“Harga pasar dunia naik tetapi tidak berurusan dengan pengurangan margin, karena kita membuat ongkos berdasarkan harga terkini bukan harga yang lalu,” kata dia. 

Di sisi lain, dia mengatakan eksportir garmen dalam negeri dapat mengambil peluang untuk meningkatkan ekspor ke sejumlah negara yang terdampak akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Selain itu, kurva pandemi Covid-19 di Indonesia yang relatif membaik juga dapat menjadi momentum untuk memasok produk garmen ke pasar internasional. 

“Indonesia sudah kompetitif sekarang untuk pasokan ke dunia, kita tidak terkena lockdown terus ada peralihan dari negara-negara yang geopolitiknya bentrok dengan Amerika Serikat dan dunia barat,” tuturnya.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian tengah berfokus mengembangkan bahan baku pengganti seperti Rayon, Polyester hingga serat bambu untuk mengantisipasi kenaikkan harga kapas di pasar internasional yang melampui US$1 per pon untuk pertama kalinya selama hampir satu dekade lalu. 

Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin Elis Masitoh mengatakan langkah itu menjadi solusi yang dapat diambil untuk mengatasi gejolak harga kapas di pasar internasional.

Selain itu, Elis menambahkan kementeriannya tengah mendorong pencampuran sejumlah bahan baku pengganti untuk dapat menghasilkan produk yang memenuhi standar ekspor. 

“Kita punya industri Rayon di Indonesia yang sedang mengembangkan kapasitasnya bahkan Rayon ini memang punya Indonesia yang bisa menggantikan kapas,” kata Elis melalui sambungan telepon kepada Bisnis, Selasa (12/10/2021). 

Dilansir Bloomberg, Selasa (28/9/2021), harga kapas telah melonjak 28 persen sepanjang tahun ini karena permintaan yang ketat terutama dari China. Ini ditambah dengan gangguan pasokan akibat pandemi dan kekacauan logistik yang dipicu oleh naiknya biaya pengiriman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper