Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membentuk tim khusus untuk mengejar target produksi siap jual atau lifting minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari pada 2030.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan bahwa Menteri ESDM akan membentuk tim task force pada masing-masing program untuk mengejar target produksi migas.
Terdapat enam satuan khusus di masing-masing program untuk memonitoring, pengawasan, hingga perencanaan pada program percepatan plan of development (POD), drilling, enhanced oil recovery (EOR), insentif fiskal, migas non-konvensional, dan eksplorasi.
Menurut Tutuka, keberadaan tim khusus itu akan membuat pemerintah semakin optimistis dapat mencapai target dengan tetap mengedepankan keselamatan migas.
Terlebih, konsumsi minyak Indonesia saat ini lebih besar dibandingkan dengan produksi yang dihasilkan. Sementara untuk gas, kondisinya lebih baik dengan surplus produksi serta cadangan yang lebih besar.
Dengan tercapainya target produksi minyak 1 juta barel per hari akan menekan impor dari 1,1 juta barel minyak per hari menjadi 324.000 barel minyak per hari, dan penghematan devisa sebesar US$14,1 miliar per tahun pada 2021–2040.
“Untuk mendukung [target] itu telah dibentuk task force demi mempercepat produksi,” ujarnya seperti dikutip dalam keterangan resmi, Kamis (7/10/2021).
Tutuka menjelaskan, Ditjen Migas bersama SKK Migas dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) telah mengidentifikasi profil produksi yang direncanakan dari masing-masing KKKS, dan diketahui total produksi minyak akan mencapai 1 juta barel per hari pada 2030.
Pemerintah juga telah menyiapkan beberapa strategi peningkatan produksi, yaitu program work routine seperti infill drilling/step out pada lapangan existing, dan work over/well service. Selain itu, dilakukan juga percepatan transformasi resources menjadi produksi, dengan mempercepat POD baru dan POD yang terpending.
“Program peningkatan produksi juga dilakukan dengan penggunaan enhanced oil recovery [EOR], seperti chemical EOR, CO2 injection, dan steam flood,” jelasnya.
Selain itu, pemerintah berencana menggeser lokasi eksplorasi dari yang semula fokus di wilayah barat Indonesia ke wilayah timur.
“Bagian Barat sudah sedemikian padat dieksploitasi dan eksplorasi, sedangkan bagian timur spot-nya masih sedikit. Ini tantangan kita semua,” jelasnya.