Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat membuka peluang bagi para calon investor yang tertarik berinvestasi di simpul-simpul transportasi darat baik di Terminal Tipe A, dermaga penyeberangan, ataupun jembatan timbang.
Menanggapi itu, Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan mengaku menyambut baik keterbukaan peluang investasi tersebut.
Menurutnya, para pelaku usaha khususnya anggota Aptrindo mungkin saja tertarik untuk bergabung memanfaatkan aset milik pemerintah yang selama ini memang dikelola seluruhnya oleh pemerintah dalam hal ini Kemenhub.
"Kalau selama ini kan jembatan timbang, terminal, dermaga itu kan memang dikuasai dan dikelola oleh pemerintah. Saya kira adanya keterbukaan dari pemerintah untuk memberikan ini kepada pihak swasta tentunya sangat baik karena swasta akan mengelola secara profesional tapi dengan perhitungan untung dan ruginya," katanya kepada Bisnis, Senin (4/10/2021).
Dia menuturkan, aset atau lahan yang bisa dimanfaatkan oleh swasta tentunya yang memang tidak digunakan lagi atau boleh dialih fungsikan. Misalnya, jembatan timbang yang sudah tidak berfungsi bisa dijadikan terminal barang atau gudang.
"Ini menarik kalau misalnya ada jembatan timbang yang bisa difungsikan sebagai terminal barang. Namun juga asal jangan persyaratannya bertele-tele. Tentunya kalau anggota kita peluang-peluang seperti ini pasti sangat senang ya. Jembatan timbang yang udah lama nggak difungsikan kalau dibikin jadi gudang di situ barangkali bagus juga sepanjang itu dibuka untuk umum," ujar Gemilang.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan saat ini terdapat sekitar 88 jembatan timbang yang ada di Indonesia, namun ada beberapa yang lahannya redundant dan tidak digunakan.
Oleh karena itu, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, pihaknya mengundang calon investor untuk dapat memanfaatkan peluang yang ada termasuk penggunaan jembatan timbang yang sudah tidak difungsikan.
Menurutnya, lahan jembatan timbang yang bervariasi dan cukup besar mulai dari 1-3 hektare serta berada di area strategis atau jalan nasional bisa dimanfaatkan untuk pergudangan, sekolah, rest area dan lainnya.
"Dengan demikian ada potensi kelebihan lahan yang tidak digunakan. Jadi ada kemungkinan beberapa jembatan timbang akan kita realokasi atau kita tutup. Tapi dengan posisi jembatan timbang yang direalokasi atau ditutup ini ada yang sangat strategis misalnya di jalan besar, tentunya ini merupakan potensi atau peluang besar untuk sektor swasta bisa memanfaatkannya untuk kegiatan seperti pergudangan, pembangunan rumah sakit, perhotelan, sekolah atau rest area," tuturnya.
Lebih lanjut dia menuturkan, nantinya akan ada semacam pendalaman khusus bagi para calon investor yang berminat. Pihaknya juga sudah memiliki beberapa kajian mengenai penggunaan jembatan timbang cocoknya untuk apa saja.
"Nanti kalau diperlukan review kembali kita tinggal memanfaatkan kajian yang sudah ada itu," pungkasnya.