Bisnis.com, JAKARTA – Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pariwisata dan Aviasi lewat PT Aviasi Pariwisata secara bertahap akan melakukan inbreng di antara anggotanya, setelah menetapkan struktur komisaris dan direksi secara resmi pada Senin (4/10/2021).
Komisaris PT Aviasi Pariwisata Triawan Munaf menyampaikan bahwa inbreng perusahaan anggota ke dalam holding dimulai secara bertahap dimulai dari PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), Inna Hotels dan Resorts, PT Taman Wisata Candi, dan Sarinah.
Selanjutnya, pada tahap kedua hingga akhir tahun ini proses inbreng Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) juga segera dilakukan.
“Ada tahapannya memang, dan saat ini Garuda Indonesia belum bisa masuk karena sedang ada proses restrukturisasi. Garuda masuk [holding] paling cepat akhir 2023,” ujarnya, Senin (4/10/2021).
Adapun, pascaterbentuknya jajaran direksi dan komisaris holding BUMN dan Pariwisata, Triawan menekankan untuk melakukan pengawasan dan supervisi dari tugas direksi agar bisa menyinergikan seluruh ekositem terkait di bawah holding, supaya kinerjanya lebih optimal.
Saat ini, katanya, pandemi Covid-19 masih menekan kinerja anggota holding, sehingga memerlukan geliat baru yang dapat segera dieksekusi setelah terbentuknya holding tersebut.
Baca Juga
“Jadi holding ini bisa lebih memaksimalkan kerja di antara perusahaan. Semua anggotanya bukan perusahaan baru. Mereka vital dari sisi Sumber Daya Manusia [SDM] dan fungsinya yang besar. Selain itu, mereka harus menyatukan gerakan dan mengambil langkah efektif dalam bermitra,” imbuhnya.
Menurutnya, salah satu rencana strategis holding tersebut adalah mempercepat pembangunan bandara, serta menjadikan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan Sarinah sebagai destinasi wisata yang lebih modern.
Direktur Project Management Office (PMO) holding BUMN Pariwisata dan Pendukung Edwin Hidayat Abdullah mengatakan bahwa saat ini pembentukan tahap pertama telah dilakukan dengan anggotanya, yakni Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, Inna Hotels dan Resorts, Taman Wisata Candi, serta Sarinah. Targetnya, proses tahap pertama tersebut bisa rampung pada kuartal III/2021.
Selanjutnya, proses inbreng ITDC akan dilakukan pascaproses Penyertaan Modal Negara (PMN) 2021 kepada perusahaan sebagai persero pada kuartal IV/2021. Setelah itu, barulah pada tahap ketiga menunggu proses restrukturisasi Garuda selesai dengan target 2023.
“Dalam perencanaan, Garuda baru bisa masuk ke holding setelah restrukturisasi selesai. Walaupun Garuda belum masuk pada tahap pertama holding, tetapi sinergi bisnis dan lainnya masih bisa tetap dijalankan dengan anggota holding lainnya,” ujarnya.
Dia menyampaikan, program jangka pendek holding dalam mendukung pemulihan awal sektor aviasi dan pariwisata dimulai dengan program safe traveling, menerapkan protokol kesehatan, serta produk bundling yang tepat.
Edwin menjelaskan, dalam holding ini juga akan mengutamakan platform kolaboratif dan terintegrasi. Hal itu dimulai dari pengelolaan pariwisata regional berbasis bandara melalui kolaborasi dengan stakeholder daerah.
Kemudian juga menciptakan super platform sebagai akses tunggal terhadap seluruh platform pendukung pariwisata. Terakhir, melakukan utilisasi big data untuk menyelaraskan produk jasa pariwisata dengan kebutuhan wisatawan.
Melalui layanan terintegrasi yang berbasis teknologi informasi, Edwin berharap, layanan di bandara dapat semakin baik dan lancar di tengah pandemic.
Calon penumpang pesawat pun bisa merencanakan dengan optimal mengenai layanan apa saja yang dibutuhkan, kemudian juga memperkecil potensi antrean di terminal penumpang dan memperluas layanan touchless, sehingga bisa berdampak pada semakin ketatnya protokol kesehatan di sektor penerbangan nasional.
Menurut Edwin, layanan terintegrasi berbasis teknologi informasi yang nantinya dihadirkan sembilan perusahaan itu mencakup personal assistance di bandara, baggage delivery, parkir inap, lounge, dan layanan terkait hospitality seperti hotel.
Edwin menilai, calon penumpang pesawat dapat lebih mudah mendapatkan layanan, misalnya cukup dengan satu langkah pemesanan maka pelaku perjalanan bisa reservasi parkir inap di bandara AP II, mendapat asistensi personal dan lounge di bandara AP II, menginap di hotel yang dikelola AP I, serta mendapatkan jasa pengiriman bagasi dari Garuda Indonesia.
Di samping itu, layanan terintegrasi itu juga diharapkan dapat mendukung pemulihan sektor pariwisata pascapandemi.
“Ini akan memberikan seamless journey experience bagi penumpang pesawat, terlebih bagi mereka yang bertujuan berwisata pascapandemi, serta meningkatkan customer experience, sekaligus memperkuat protokol kesehatan,” kata Edwin.