Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Siasat Industri Farmasi Hadapi Kendala Suplai BBO dari China

Diketahui, industri farmasi domestik masih sangat bergantung pada impor bahan baku obat (BBO). Dari suplai BBO impor sebesar 90-95 persen, sekitar 60 persennya dipenuhi dari China, menyusul kemudian India.
Reni Lestari
Reni Lestari - Bisnis.com 04 Oktober 2021  |  19:06 WIB
Siasat Industri Farmasi Hadapi Kendala Suplai BBO dari China
Pedagang obat menunggu pembeli di Pasar Pramuka, Jakarta, Selasa (11/02/2020). - Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Industri farmasi dalam negeri melakukan sejumlah penyesuaian untuk mengatasi suplai bahan baku yang tersendat dari China.

Diketahui, industri farmasi domestik masih sangat bergantung pada impor bahan baku obat (BBO). Dari suplai BBO impor sebesar 90-95 persen, sekitar 60 persennya dipenuhi dari China, menyusul kemudian India.

Anggota Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) hingga saat ini masih merasakan kendala suplai bahan baku akibat kelangkaan kontainer yang belum juga mereda.

Ketua Komite Pengembangan Perdagangan dan Industri Bahan Baku GPFI Vincent Harijanto mengatakan kendala tersebut juga dipicu produksi bahan intermediate yang tersendat di China. Kini dengan krisis listrik yang melanda negara itu, ada potensi penumpukan masalah pada suplai bahan baku.

Vincent mengatakan sejak masalah kelangkaan kontainer terjadi, sejumlah pelaku melakukan penyesuaian frekuensi pengapalan bahan baku.

"[Pemesanan bahan baku] Kita bertahap, katakanlah biasanya dua kali selama tiga bulan, ya sekarang dibuat lima bulan, diatur frekuensinya," kata Vincent kepada Bisnis, Senin (4/10/2021).

Selain itu, industri juga melakukan pengalihan sumber bahan baku ke India. Upaya lain dapat dilakukan dengan menyiapkan stok pengaman hingga 4 bulan.

"Pada umumnya industri farmasi mempunyai buffer stock selama 2-3 bulan," lanjutnya.

Kemacetan suplai ini, lanjutnya, menggarisbawahi kemandirian bahan baku obat dalam negeri yang menjadi masalah menahun di industri farmasi.

Sementara itu, Direktur Utama PT Indofarma (Persero) Tbk. (INAF) Arief Pramuhanto membenarkan bahwa sebagian besar suplai bahan baku perseroan berasal dari China dan India.

Meski belum mampu mensubstitusi sepenuhnya, sebagian suplai bahan baku telah dapat dipenuhi oleh produsen dalam negeri, yakni PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP).

"Sampai sekarang tidak ada masalah dengan suplai bahan baku dari China. Untuk mengamankan pasokan kami akan ambil dari Kimia Farma [Sungwun Pharmacopia] dan India," kata Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

china obat farmasi
Editor : Muhammad Khadafi

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top