Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kejar Momen Akhir Tahun, Ekspor Alas Kaki Ditarget Tumbuh Double Digit

Secara nilai, sepanjang tahun lalu ekspor alas kaki tercatat mencapai US$4,8 miliar. Tahun ini total ekspor diharapkan menembus angka US$5,1 miliar.
Pekerja menyelesaikan pembuatan sandal dan sepatu di PT Aggiomultimex, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (25/9)./ANTARA-Umarul Faruq
Pekerja menyelesaikan pembuatan sandal dan sepatu di PT Aggiomultimex, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (25/9)./ANTARA-Umarul Faruq

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja ekspor industri alas kaki diyakini akan tumbuh dua digit sepanjang tahun ini. Hal ini mengikuti pertumbuhan ekspor 14 persen pada periode Januari-Juli 2021.

Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakrie mengatakan proyeksi pergerakan positif itu juga ditunjang momentum musim puncak pemasaran, yakni Natal dan Tahun Baru. Adapun, target pertumbuhan volume ekspor yang ditetapkan di awal tahun yakni sebesar 12,5 persen.

"Oktober-Desember ini kami masuk peak season. Kami optimistis bisa [tumbuh] di kisaran 14 persen," ujarnya kepada Bisnis belum lama ini.

Dia menerangkan secara nilai, sepanjang tahun lalu ekspor alas kaki tercatat mencapai US$4,8 miliar. Tahun ini total ekspor diharapkan menembus angka US$5,1 miliar.

Selain itu, pembukaan kembali proses belajar mengajar di sekolah menambah sentimen positif untuk kinerja di pasar domestik, meski nilainya belum signifikan.

"Kami bersyukur sudah ada belanja untuk back to school. Cuma memang secara volume masih kecil," ujarnya.

Selain itu, tantangan yang diperkirakan dapat menghambat kinerja yakni pasokan bahan baku yang mengalami sejumlah kendala. Selain isu kelangkaan kontainer dan mahalnya biaya pengapalan, krisis listrik di China menjadi tantangan baru.

Firman belum bisa memastikan kelancaran pasokan untuk beberapa bulan mendatang, meski pesanan eksisting bahan baku saat ini belum terkendala.

"Kami masih menunggu kira-kira krisis listrik di China ini akan seperti apa. Untuk saat ini anggota kami masih produksi normal, bahan baku masih tersedia," katanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper