Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Epidemiolog Ingatkan Pemerintah, Serapan Anggaran Kesehatan Perlu Digenjot

Serapan anggaran yang belum sampai separuh per September menunjukkan belum optimalnya penanganan pandemi Covid-19 dari sisi kesehatan.
Pasien Covid-19 berdiri di jendela Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Sabtu (9/1/2021)./Antara
Pasien Covid-19 berdiri di jendela Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Sabtu (9/1/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Epidemiolog menilai bahwa perlu terdapat upaya terobosan dalam meningkatkan serapan anggaran kesehatan dalam program pemulihan ekonomi nasional atau PEN. Akselerasi realisasi anggaran dinilai akan membuat penanganan pandemi Covid-19 lebih optimal.

Epidemiolog Universitas Grifftith Australia Dicky Budiman menyayangkan serapan anggaran kesehatan yang masih rendah, padahal pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia.

Berdasarkan data Komite Penanganan Covid-19 dan PEN (KPC-PEN) per 24 September 2021, realisasi anggaran kesehatan baru Rp100,5 triliun atau 46,8 persen dari pagu Rp214,96 triliun.

Anggaran itu di antaranya digunakan untuk pembayaran klaim rumah sakit yang merawat pasien Covid-19, pembayaran insentif tenaga kesehatan, kegiatan surveilans, hingga proses vaksinasi. Menurut Dicky, serapan anggaran yang belum sampai separuh per September menunjukkan belum optimalnya penanganan pandemi Covid-19 dari sisi kesehatan.

"Tentu lambatnya serapan anggaran ini akan berpengaruh terhadap penanganan pandemi. Karena begini, bicara faktor anggaran akan sangat strategis dan vital dalam keberhasilan setiap program, apalagi dalam situasi pandemi ini," ujar Dicky kepada Bisnis, Senin (27/9/2021).

Dia mencontohkan upaya meningkatkan 3T, yakni test atau pengetesan, tracking atau pelacakan, dan treatment atau penanganan akan terkendala jika realisasi anggaran lambat. Kendala pun akan muncul dalam upaya mengakselerasi vaksinasi, karena distribusi dan pelaksanaannya membutuhkan anggaran.

Dicky meyakini adanya kendala pemerintah dalam merealisasikan anggaran kesehatan. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan harus melakukan evaluasi dan mendorong upaya terobosan agar penanganan pandemi Covid-19 bisa lebih optimal, terlebih turunnya tren kasus Covid-19 secara umum menjadi momentum untuk berbenah.

"Saya tidak mendalami soal anggaran, tapi sebagai orang yang pernah di Biro Perencanaan [Kementerian Kesehatan] saya merasa pasti ini ada masalah, mungkin di sisi regulasi pendukungnya. Ini [percepatan realisasi anggaran] harus segera dilaksanakan, ini sudah September, sudah berlarut-larut menurut saya, dan pasti ada masalah," ujar Dicky.

Ketua KPC-PEN Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa hingga 24 September 2021, realisasi anggaran PEN mencapai Rp404,7 triliun atau 54,3 persen dari pagu Rp744,7 triliun. Pemerintah telah menambah pagu anggaran PEN pada pertengahan tahun ini untuk menghadapi PPKM Darurat, sebelumnya pagu tercatat sebesar Rp699,43 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper