Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Punya Potensi Besar, Energi Panas Bumi Masih Kurang Dimanfaatkan di Indonesia

Pemanfaatan panas bumi di Indonesia masih rendah meski potensi yang dimiliki mencapai sekitar 40 persen dari total sumber energi itu yang ada di dunia.
Pekerja beraktivitas di area instalasi sumur Geothermal atau panas bumi milik PT Geo Dipa Energi kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (10/10)./ANTARA-Anis Efizudin
Pekerja beraktivitas di area instalasi sumur Geothermal atau panas bumi milik PT Geo Dipa Energi kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (10/10)./ANTARA-Anis Efizudin

Bisnis.com, JAKARTA – Pemanfaatan panas bumi di Indonesia masih rendah meski potensi yang dimiliki mencapai sekitar 40 persen dari total sumber energi itu yang ada di dunia.

Berdasarkan kajian Think Geo Energy pada 2020, Indonesia menempati posisi kedua dengan sumber daya panas bumi terbesar di dunia, dengan potensi mencapai 23,76 gigawatt (GW).

Sementara itu, Amerika Serikat menjadi negara dengan sumber daya panas bumi terbanyak, dengan potensi mencapai 30 GW. Pemilik sumber daya geothermal lainnya adalah Filipina 4 GW, Turki 4,50 GW, serta Selandia Baru 3,65 GW.

Dari sumber itu, pemanfaatan panas bumi di negara-negara tersebut masih relatif rendah. Di Indonesia misalnya, baru memasang listrik dari panas bumi dengan kapasitas 2.175 MW.

“Kenyataannya, kapasitas daya terpasang baru kurang dari 10 persen [sekitar 8,9 persen],” kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eko Budi Lelono saat media training geothermal dan bisnis prosesnya, Sabtu (25/9/2021).

Besarnya potensi energi itu disebabkan oleh letak geografis Indonesia di sekitar patahan ring of fire bumi. Kondisi geografis itu pun menjadi keuntungan tersendiri bagi Tanah Air.

Dia menuturkan, pemanfaatan energi panas bumi telah menjadi kebijakan jangka panjang pemerintah untuk menekan emisi karbon. Panas bumi juga masuk ke dalam jajaran energi baru terbarukan (EBT) untuk mengurangi gas rumah kaca.

Peluang itu, menurut Eko, akan digunakan Indonesia untuk menopang energi di masa depan. Upaya itu telah ditempuh dengan pembangunan 16 pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di sejumlah wilayah.

“Kami akan berusaha menambah pembangkit panas bumi hingga ke pulau terkecil dan terluar di masa yang akan datang,” terangnya.

Namun begitu, dia mengakui, masih ada sejumlah tantangan dihadapi pemerintah dalam upaya pengembangan pembangkit listrik berbasis panas bumi.

Dia menjabarkan bahwa pengembangan energi panas bumi membutuhkan waktu sekitar 7–10 tahun di beberapa lokasi. Durasi itu sudah termasuk tahapan eksplorasi hingga produksi.

Selain itu, panas bumi menjadi salah satu industri padat modal. Dari segi pembiayaan, ongkos produksi panas bumi menjadi tantangan nyata bagi investor, yakni mencapai US$4 juta per MW atau setara Rp56 miliar per MW.

“Risiko dalam eksplorasi ini masih berkisar 90 persen,” katanya.

Sementara itu, President Director JSK Petroleum Academy Moch Abadi menjabarkan bahwa pengembangan panas bumi memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri.

Keuntungannya, panas bumi menjadi salah satu energi bersih, memerlukan area lahan yang kecil, energi berkelanjutan, dan dapat mengurangi impor bahan bakar minyak.

Di sisi lain, kekurangan pengembangan panas bumi berhubungan dengan tingginya capital cost, material harus tahan panas, masih menghasilkan emisi meski kecil, sebagian komponen masih menggunakan fuel oil, dan potensi penurunan level bumi.

“Tapi itu sangat minim karena air hasil kondensasi, kondensasi dari steam tadi kami injeksikan ke dalam sumur, jadi recycle saja. Hampir sangat kecil, tapi kemungkinan itu ada,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper