Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana menambah pemanfaatan energi panas bumi di kawasan Indonesia bagian timur.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa Indonesia bagian timur kurang dijangkau oleh pemanfaatan panas bumi. Untuk itu, pihaknya menginginkan lebih banyak pemanfaatan energi itu untuk masyarakat.
“Ke depan kami akan memanfaatkan sumber panas bumi yang ada di wilayah timur. Karena wilayah timur belum terjangkau dengan baik,” katanya saat peresmian tajak pengeboran slim hole panas bumi CKK-01 di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, secara virtual, Jumat (3/9/2021).
Arifin menilai, pengoptimalan panas bumi bisa membuat masyarakat wilayah timur memanfaatkan energi yang lebih bersih dibandingkan dengan menggunakan energi fosil terus menerus. Meski begitu, Arifin tidak menyebutkan kapan pengembangan tersebut akan dilakukan.
Berdasarkan data Kementerian ESDM pada 2018, dari 13 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), tiga di antaranya berada di wilayah timur Indonesia.
Pertama, PLTP Matalako yang dikelola PT PLN (Persero) di Matalako, Nusa Tenggara Timur (NTT), sebesar 2,5 megawatt (MW). Kedua, PLTP Ulumbu dikembangkan PT PLN (Persero) di Ulumbu, NTT, sebesar 10 MW, dan PLTP Lahendong oleh PT Geothermal Energy di Lahendong, Tompaso, Sulawesi Utara, sebesar 120 MW.
Sementara itu, saat proses pengeboran slim hole panas bumi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Arifin berharap agar proses tersebut berjalan lancar dengan durasi hingga tiga bulan ke depan.
“Intinya adalah untuk bisa mengidentifikasi sumber daya panas bumi yang ada di lokasi ini,” terangnya.
Kementerian ESDM sendiri memperkirakan potensi sumber daya panas bumi di kawasan itu mencapai 45 MW. Selain itu, target pengeboran diperkirakan hingga 2.000 meter.
Lokasi pengeboran itu juga berada di dua titik, yakni CKK - 01 di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, dan CKK - 02 berada di area masyarakat yang telah dibebaskan.