Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri alas kaki meyakini kerja sama perdagangan yang mengakomodasi tarif preferensi bisa mendorong kinerja ekspor sepatu, termasuk ke Kanada.
Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakrie menjelaskan bahwa Kanada menjadi salah satu destinasi utama ekspor alas kaki. Selama Januari sampai Juli 2021, ekspor alas kaki yang masuk kode HS 64 mencapai US$47,93 juta.
“Kanada merupakan importir sepatu, mereka tergantung pada impor untuk pemenuhan kebutuhan sepatu,” ungkapnya, Minggu (26/9/2021).
Sebelum pandemi, ekspor alas kaki Indonesia memperlihatkan kenaikan dari US$72,87 juta pada 2018 menjadi US$81,76 juta pada 2019. Sementara itu, pada 2020, ekspor alas kaki turun menjadi US$67,30 juta.
“Jadi kalau bisa ada kerja sama ekonomi dan preferensi tarif pasti akan mendorong peningkatan ekspor sepatu Indonesia,” sebut Firman.
Seiring dengan dirundingkannya Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), pemerintah berharap produk Indonesia bisa makin bersaing dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara yang telah lebih dahulu memiliki perjanjian dagang dengan Kanada.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, beberapa negara Asia Tenggara telah bergabung dalam Kemitraan Trans-Pasifik (Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership/CPTPP), di antaranya adalah Vietnam dan Malaysia.
Beberapa komoditas ekspor unggulan Indonesia ke Kanada mencakup karet, alas kaki, kakao, ban kendaraan dan turbin. Adapun realisasi ekspor ke Kanada selama periode Januari sampai Juli 2021 adalah US$560,55 juta.