Bisnis.com, JAKARTA - Oyo Hotels & Homes Pvt, perusahaan rintisan India yang pernah terbang tinggi sebelum dihantam pandemi, berencana untuk mengajukan dokumen awal untuk go public minggu depan.
Dalam penawaran perdana atau inital public offering (IPO) ini, perusahaan akan mencari dana sebesar US$1,2 miliar atau Rp17,16 triliun.
Penawaran umum perdana akan terdiri dari sebagian besar saham perdana, atau yang dijual oleh perusahaan, serta sebagian kecil dari saham sekunder, menurut sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Ritesh Agarwal, pendiri dan CEO Oyo yang baru berusia 27 tahun, tidak berencana untuk menjual saham pribadinya.
Oyo menargetkan penawaran sekitar US$1,2 miliar dan nilainya dapat naik, kata salah satu sumber Bloomberg. Ini akan mendorong perusahaan untuk mempercepat pengarsipan awal - yang dikenal sebagai draft red herring prospectus, atau DRHP, di India - paling cepat minggu depan.
Meskipun, DRHP itu juga bisa terjadi pada awal Oktober. Bloomberg sebelumnya melaporkan bahwa Oyo menargetkan pengajuan Oktober.
Baca Juga
IPO yang sukses akan menandai perubahan haluan yang dramatis bagi Oyo. Startup pemesanan hotel, yang didukung oleh SoftBank Group Corp Jepang, sempat tersandung dalam ekspansi globalnya dan kemudian perusahaan semakin terhimpot dengan pandemi Covid-19, yang secara efektif mengakhiri perjalanan selama berbulan-bulan di banyak negara.
Agarwal melakukan perombakan besar-besaran dan menarik kembali pasar tertentu, memotong tenaga kerja dan memotong kompensasi karyawan. Dia mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg TV pada bulan Agustus bahwa pandemi melanda Oyo seperti “topan” dan bisnisnya anjlok tajam.
Agarwal, yang berada dalam bimbingan Masayoshi Son dari SoftBank, memfokuskan kembali pada teknologi dan layanan yang paling berharga bagi mitra hotelnya. Startup sebelumnya mengumpulkan pembiayaan sebesar US$660 juta.
Agarwal mengatakan bahwa Oyo telah membuat kemajuan dalam membalikkan nasibnya dalam beberapa bulan terakhir. Pada bulan September, Microsoft Corp. mengatakan akan masuk dalam aliansi multi-tahunan Oyo dan menginvestasikan US$5 juta di perusahaan. Valuasi Oyo saat ini mencapai sekitar US$9 miliar, menurut perusahaan riset pasar CB Insights.
Dalam wawancaranya dengan Bloomberg TV, Agarwal menolak berkomentar secara khusus tentang rencana IPO. “Kami sudah beroperasi seperti perusahaan publik, ketika kami go public terserah direksi,” katanya.