Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbankan Eropa Yakinkan Publik Eksposur Evergrande Minim

Eksposur langsung dari banyak bank Barat mungkin terbatas, tetapi tidak bisa diragukan bahwa krisis berpotensi menimbulkan efek riak di seluruh pasar global.
Kantor Evergrande di Beijing, China/Bloomberg
Kantor Evergrande di Beijing, China/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Perbankan Eropa telah menghabiskan beberapa hari terakhir dalam minggu ini untuk meyakinkan investor, klien, dan regulator tentang dampak Evergrande Group.

Credit Suisse Group AG, yang menanggung obligasi Evergrande paling banyak di antara bank-bank internasional dalam 10 tahun terakhir, mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan dana unit manajemen asetnya tidak menahan banyak utang pengembang. Credit Suisse menjangkau pemegang saham dan menegaskan bahwa tingkat eksposur bank sangat minim.

Sementara itu, risiko UBS Group AG tidak material dan terbatas pada pelaksanaan panggilan agunan pada pinjaman margin. Pernyataan ini diungkapkan langsung oleh Chief Executive Officer (CEO) Ralph Hamers pada Kamis (23/9/2021).

Pernyataan UBS dirilis sehari setelah Noel Quinn dari HSBC Holdings Plc mengatakan pada konferensi Bank of America Corp. bahwa dia tidak khawatir tentang hubungan langsung bank dengan real estat China.

Dilansir oleh Bloomberg, Chief Financial Officer Standard Chartered Plc Andy Halford pun mengatakan pada acara yang sama bahwa banknya jauh lebih tidak peduli daripada reaksi pasar. Sementara itu, Deutsche Bank AG mengatakan pada presentasinya bahwa perusahaan tidak benar-benar terpengaruh secara langsung sama sekali oleh peristiwa Evergrande.

Pasar keuangan global bersiap menghadapi potensi keruntuhan Evergrande yang tertekuk di bawah kewajiban utang lebih dari US$300 miliar. Perusahaan ini adalah penerbit obligasi berdenominasi dolar dengan imbal hasil terbesar di China, dan tagihan datang karena dari bank dan agen.

Regulator keuangan di Beijing telah mengeluarkan serangkaian instruksi untuk Evergrande. Regulator memberitahukan pengembang untuk fokus menyelesaikan properti yang belum rampung dan membayar investor individu sambil menghindari default jangka pendek pada obligasi dolarnya.

Regulator top Inggris menawarkan jaminannya sendiri. Sam Woods, Chief Executive Officer dari Bank of England's Prudential Regulation Authority, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Reuters bahwa eksposur langsung bank-bank Inggris ke perusahaan China tidak material, jadi itu benar-benar tidak menjadi perhatian dalam efek putaran pertama.

Banyak pihak bertanya-tanya tentang siapa yang terlibat jika terjadi keruntuhan. Sebagian besar kewajiban dianggap dipegang oleh perusahaan China tetapi Evergrande menarik minat dari para bankir di seluruh dunia.

Unit manajemen aset HSBC tercatat menjadi salah satu pemegang besar utang Evergrande, bersama dengan BlackRock Inc. dan UBS.

Selama 10 tahun terakhir, Credit Suisse telah menanggung sekitar US$4 miliar utang untuk pengembang properti. Angka itu berkurang dalam beberapa tahun terakhir ketika raksasa itu mulai melakukan deleverage.

Bank tersebut tidak memiliki eksposur material pada neracanya meskipun ada beberapa melalui portofolio klien yang terhubung.

Krisis Evergrande adalah tembakan peringatan terbaru bagi pemberi perbankan Barat, yang telah menghabiskan bertahun-tahun mencoba untuk mendapatkan pijakan di pasar perbankan China yang semakin menguntungkan.

HSBC sendiri tengah mencari untuk mempekerjakan ribuan manajer kekayaan di wilayah tersebut, sementara JPMorgan Chase & Co. memenangkan persetujuan dari regulator untuk pendaftaran kepemilikan penuh dari sebuah perusahaan sekuritas China.

Tetapi pasar telah melihat serentetan skandal perusahaan, dan tindakan keras dalam aturan-aturan pemerintah yang tiba-tiba memukul sentimen di antara beberapa pemodal.

Sementara eksposur langsung dari banyak bank Barat mungkin terbatas, tetapi tidak bisa diragukan bahwa krisis Evergrande ini berpotensi menimbulkan efek riak di seluruh pasar global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper