Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja produksi garam lokal masih belum dapat mengejar kebutuhan nasional, khususnya untuk industri manufaktur. Padahal, sejumlah industri yang berorientasi ekspor sangat bergantung pada komoditas ini.
Miftahul Huda, Direktur Jasa Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan, mengatakan tengah menggodok replikasi model produksi garam Shark Bay di Australia. Area produksi garam tersebut mengalihfungsikan teluk menjadi kolam air asin dengan membangun bendungan.
Dengan total luas lahan 13.000 hektare yang terdiri atas kolam evaporasi 7.000 hektare dan fasilitas pabrik 6.000 hektare, teluk tersebut menghasilkan 1,3 juta ton garam per tahun. Miftahul mengatakan Indonesia yang memiliki banyak teluk dengan kualitas air laut yang baik, dapat mereplikasi model pengolahan tersebut.
"[Model] Shark Bay ini kami akan godok, akan jadi bagian dari terobosan kami," ujar Miftahul dalam webinar, Jumat (24/9/2021).
Dia mengatakan saat ini pemerintah masih dalam proses penjajakan kajian untuk implementasi model tersebut.
Namun dia mengatakan jika nantinya direplikasi, akan ada peningkatan produksi hingga empat kali lipat dari 100 ton per hektar menjadi 400 ton per hektar. Selain itu diproyeksikan juga akan akan peningkatan kualitas kandungan NaCl dari 90 persen menjadi 97 persen. Biaya produksi juga bisa ditekan dari Rp472 per kg menjadi Rp250 per kg.
Baca Juga
"Target kami paling tidak untuk memenuhi kebutuhan garam aneka pangan 650-700.000 ton. Kalau ini bisa kami lakukan, kepercayaan diri petambak akan lebih baik dan cara berpikirnya menjadi pengusaha garam," jelasnya.
Sementara itu, Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi menggagas produksi garam tanpa lahan dengan memanfaatkan air buangan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Amalyos Chan, Asisten Deputi Hilirisasi Sumber Daya Maritim Kemenko Maritim dan Investasi mengatakan pilot project dan perencanaannya sudah selesai sehingga bisa diimplementasikan lebih luas dalam waktu dekat.
"Kami cukup optimistis ini akan bisa memberikan solusi kebutuhan garam industri yang beberapa tahun ke depan akan terus berkembang," katanya.
Diketahui, kebutuhan garam nasional sepanjang tahun ini diproyeksikan mencapai 4,6 juta ton dengan 84 persen digunakan oleh industri manufaktur. Sisanya, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, komersial, serta peternakan dan perkebunan.
Adapun serapan garam lokal ke industri ditarget sebesar 1,5 juta ton tahun ini, dengan 1,2 juta ton berasal dari industri lokal pengolahan garam, dan 300.000 ton dari industri kecil menengah (IKM).